Banjir parah melanda pusat kota Jember pada Jumat (29/01) malam. Ratusan rumah yang ada di bantaran Sungai Bedadung terendam. Data terakhir, banjir merendam rumah-rumah di sepanjang aliran Sungai Bedadung yang ada di 6 kecamatan.
“Masih kita lakukan pendataan korban. Prioritas utama kita adalah menolong nyawa manusia saat ini. Data sementara, titik bencana banjir yang mengepung wilayah Kota Jember yang dilewati DAS Bedadung,” ujar Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo saat dikonfirmasi di lokasi bencana.
Beberapa kecamatan yang wilayahnya menjadi titik banjir adalah Kecamatan Jelbuk, Kalisat, Pakusari, Patrang, Sumbersari, dan Kaliwates. Informasi yang dihimpun, sebuah jembatan yang ada di atas Sungai Bedadung yang berada di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, bahkan ada yang sampai retak. Padahal, jarak ketinggian antara permukaan sungai dengan jembatan pada masa normal mencapai lebih dari 20 meter. Sebuah rumah di pinggiran sungai tersebut bahkan ada yang sampai hanyut terbawa arus.
“Informasinya benar seperti itu. Bisa dibayangkan, itu kan tinggi sekali jarak antara permukaan sungai dengan jembatan. Sepengetahuan saya, banjir malam ini adalah yang terparah selama 10 tahun terakhir,” lanjut Heru.
Petugas BPBD Jember dibantu TNI/Polri dan Tagana dan relawan lainnya masih terus melakukan proses evakuasi warga. Kondisi ini dipersulit karena ketiadaan anggaran. Sejak 01 Januari 2021,jalannya pemerintahan di Pemkab Jember tidak memiliki anggaran sepeserpun. Gaji ASN pun yang seharusnya cair pada awal Januari, baru cair pada tanggal 28 Januari 2021 kemarin.
Ketiadaan anggaran itu juga termasuk untuk anggaran penanganan bencana. Dikonfirmasi hal tersebut, Heru enggan berkomentar.
“Soal anggaran jangan tanya ke saya. Prioritas saya adalah soal kemanusiaan, yang penting kita menyelamatkan nyawa dulu saja,” papar Heru.
alah satu warga yang ada di Kelurahan Tegal Besar yang rumahnya ikut terendam menyebutkan, luapan air sungai Bedadung datang secara tiba-tiba. Sejak sore, Jember memang dilanda hujan deras.
“Hanya dalam waktu 20 menit, air sungai langsung masuk ke rumah saya. Bahkan ada bayi yang sempat hanyut, tetapi berhasil dievakuasi,” tutur Hendri, salah seorang warga yang rumahnya di sekitar Jembatan Semanggi, tidak jauh dari rumah dinas bupati Jember
Penulis : M.ZAINAL MAHASISWA STISIP WIDURI