Faktual.id
Politik Luar Negeri

Rekonsiliasi Fatah dan Hamas di Beijing: Tanda Sejarah Baru

Pada Selasa (23/7), Beijing, ibu kota China, menjadi saksi sejarah penandatanganan kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas, serta 12 faksi lainnya di Palestina. Mereka sepakat membentuk pemerintahan persatuan interim di bawah payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Ini adalah kali kedua China berhasil menjadi mediator konflik di Timur Tengah, setelah sukses mendamaikan Arab Saudi dan Iran pada tahun 2023. Penandatanganan Deklarasi Beijing ini disaksikan langsung oleh Menlu China, Wang Yi.

Mahmoud al-Aloul, pejabat Fatah, mengucapkan terima kasih kepada China atas dukungannya terhadap perjuangan Palestina. “China memiliki cinta dan persahabatan dari kami, seluruh rakyat Palestina,” ujar al-Aloul, dikutip dari Reuters.

Menlu Wang menegaskan bahwa China ingin berperan konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan menyerukan gencatan senjata yang komprehensif dan berkelanjutan. “Inti dari pencapaian ini adalah memperjelas bahwa PLO adalah representasi sah tunggal dari rakyat Palestina,” tambah Wang.

Menurut laporan AFP, China saat ini menjadi satu-satunya kekuatan dunia yang mampu memediasi konflik antara Hamas dan Fatah. Sejak pemilu 2006 yang dimenangkan Hamas, Palestina terbagi dengan Hamas menguasai Gaza dan Fatah mengendalikan Otoritas Palestina di Tepi Barat yang masih diduduki Israel.

Upaya mediasi dari berbagai negara seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Aljazair, dan Amerika Serikat telah dilakukan sejak 2007, dengan beberapa kesepakatan tercapai antara 2020 dan 2022. Namun, kesepakatan-kesepakatan tersebut belum mencapai implementasi nyata.

Related posts

Pelarangan Tiktok di AS : Trump Larang Transaksi dengan ByteDance untuk atasi ‘Ancaman’ Aplikasi China

Tim Kontributor

Mengenal Joe Biden, Saingan Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat mendatang

Tim Kontributor

China Marah ke AS: Apa Perlu Kapal Perang Kami ke Teluk Meksiko?

Tim Kontributor

Leave a Comment