Intelijen Barat telah memperingatkan Israel tentang kemungkinan serangan balasan dari Iran pada peringatan Tisha B’Av pada 12 Agustus 2024. Serangan ini diduga sebagai balasan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, oleh Israel.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memerintahkan militer Iran untuk melancarkan serangan langsung terhadap Israel. Menurutnya, serangan ini adalah tindakan balas dendam atas peristiwa tragis yang menimpa Iran.
Intelijen Barat memprediksi bahwa serangan Iran akan dilakukan bertepatan dengan peringatan Tisha B’Av, hari di mana orang Yahudi mengenang kehancuran Bait Suci pertama dan kedua. Momen ini dipilih karena Israel dianggap lebih rentan secara psikologis dan keamanan mungkin akan lengah.
Menurut beberapa sumber yang dikutip oleh New York Times, serangan pada tanggal tersebut akan menambah trauma dan memberikan unsur kejutan bagi Israel. Intelijen Barat juga menyebut bahwa serangan pada Tisha B’Av akan mengeksploitasi fokus keamanan Israel yang teralihkan oleh ritual keagamaan.
Sejarah menunjukkan bahwa Iran telah melancarkan serangan terhadap Israel pada hari-hari besar Yahudi sebelumnya, seperti pada Simchat Torah dan Shabbat pada 7 Oktober, serta pada Perang Yom Kippur tahun 1973.
Namun, meskipun ada ancaman serius, beberapa pakar meragukan bahwa Iran akan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel. Guillaume Ancel, seorang pakar strategi perang, menilai bahwa faktor ekonomi menjadi pertimbangan utama. Serangan besar-besaran terhadap Israel dianggap sebagai langkah bunuh diri bagi Iran yang tengah menghadapi krisis ekonomi dan lonjakan inflasi.
Untuk berita lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai konflik ini, pastikan untuk selalu mengikuti berita faktual dan terpercaya tentang situasi di Israel, Iran, Gaza, dan Hamas.