Otoritas China menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas ketegangan terkait Taiwan yang semakin memuncak, terutama setelah kapal perang AS melintasi Selat Taiwan. China melontarkan pertanyaan retorik soal haruskah kapal perangnya dikirim ke Teluk Meksiko untuk ‘unjuk kekuatan’.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/4/2021), pertanyaan itu dilontarkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam konferensi pers pada Kamis (8/4) waktu setempat saat mengomentari langkah terbaru AS yang mengerahkan salah satu kapal perangnya ke perairan Selat Taiwan yang sensitif.
Ditegaskan Zhao bahwa kapal perang AS itu terlibat dalam aksi ‘provokasi’ di perairan strategis yang memisahkan Taiwan dengan China.
“Mengirimkan sinyal yang sangat salah pada kekuatan kemerdekaan Taiwan, mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” tegasnya.
Sebelumnya, Angkatan Laut AS dalam pernyataan pada Rabu (7/4) waktu setempat, menyebut sebuah kapal penghancur yang dilengkapi peluru kendali, USS John S McCain, melakukan ‘transit rutin’ di perairan Selat Taiwan melalui perairan internasional.”Akankah kapal perang China pergi ke Teluk Meksiko untuk unjuk kekuatan?” imbuh Zhao melontarkan pertanyaan bernada retorik.
Aktivitas kapal perang AS itu membuat China geram. China menyebut langkah AS itu disengaja untuk mengganggu situasi di kawasan.
Transitnya kapal perang AS di Selat Taiwan itu dilakukan setelah kapal induk China dan sejumlah kapal militernya menggelar latihan di dekat Taiwan. Latihan itu disebut bertujuan untuk membantu ‘menjaga kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan pembangunan’.
China mengklaim nyaris seluruh perairan Laut China Selatan dan secara tegas menentang setiap aktivitas kelautan asing di perairan tersebut.
Namun, AS melalui langkah-langkahnya, termasuk dengan transitnya salah satu kapal perangnya di perairan sensitif, berupaya memberikan pesan simbolis bahwa AS tidak akan membiarkan China mendominasi jalur perairan strategis tersebut.
Sementara itu, tahun 2015 lalu diketahui lima kapal Angkatan Laut AS berlayar di perairan internasional di Laut Bering, dekat Alaska. Ini menjadi momen pertama bagi militer China mendekati wilayah AS.