Perempuan penyuka kopi itu pemikir. Ia tidak tergesa-gesa dalam merumuskan sesuatu. Selalu ditelaah dan dipahami sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Baginya masalah itu puncak pendewasaan hidup, maka harus dinikmati temuan solusinya dengan kejernihan pikiran. Sebab, tak ada masalah yang tak memiliki jalan ke luar.
Perempuan penyuka kopi umumnya lebih menyukai suasana malam hari. Baginya, malam itu sebuah pintu memasuki perenungan. Seperti gelapnya warna kopi, malam juga menyimpan gulita dan keduanya memiliki kesejajaran dalam proses penikmatan yakni dalam pekat ada rahasia yang bisa dipecahkan. Ada gairah yang menumbuhkan semangat perubahan.
Perempuan penyuka kopi sangat pemilih dalam hal pasangan dan karir. Hal yang diutamakan itu santai membangun komitmen serta kenyamanan dalam kerja, baginya pasangan itu teman yang mesti enak diajak ngobrol, sedangkan pekerjaan itu salah satu seni berbahagia. Maka, kebanyakan penyuka kopi bekerja dari hobi semisal jadi penulis, jurnalis, serta pengusaha.
Perempuan penyuka kopi itu meluangkan waktu santai dengan bijak. Ada saatnya dia hanya ingin sendiri ditemani secangkir kopi sembari memikirkan kejadian-kejadian yang telah berlalu untuk kemudian dinilai secara objektif oleh dirinya sendiri. Kadang kerap menertawakan kegagalannya, lalu mulai berpikir strategi agar bisa lebih baik meski kadang tetap saja egoisnya cukup menonjol, hingga prinsipnya yang bebas membuatnya dianggap sering teledor oleh orang lain.