Faktual.id
KOMUNIKASI Politik Luar Negeri

Mulai Pecah Kongsi Duterte Dan Marcos Jr, Gambaran Wowo Wiwi Kedepannyakah?

Perselisihan antara mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr semakin nyata. Baru-baru ini, Duterte menuduh Marcos melakukan amandemen konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan presiden Filipina.

Diberitakan Associated Press, Selasa (30 Januari 2024), dalam pidatonya yang penuh kata-kata kotor, kata-kata kotornya pada hari Minggu. Pada malam tanggal 28 Januari, Duterte menuduh Marcos berniat mengamandemen konstitusi terkait kepresidenan dengan menghapus batasan masa jabatan.

Duterte juga memperingatkan hal tersebut bisa menyebabkan Marcos digulingkan seperti ayahnya, yang dikenal sebagai diktator, Ferdinand Marcos. Duterte juga menuduh Marcos Jr sebagai pecandu narkoba.

“Anda, militer, Anda tahu ini, kami punya Presiden yang pecandu narkoba,” kata Duterte saat pidato di wilayah selatan kota Davao.

Badan Pemberantasan Narkoba Filipina pun membantah tudingan itu. Mereka mengatakan Marcos Jr tidak pernah ada dalam daftar tersebut, bertentangan dengan klaim Duterte.

Pada tahun 2021 saat menjadi calon presiden, juru bicara Marcos menunjukkan dua laporan dari rumah sakit swasta dan laboratorium kepolisian nasional yang menyebutkan Marcos Jr dinyatakan negatif menggunakan kokain dan sabu.

Sebagaimana diketahui, Putri Duterte, Sara Duterte-Carpio, adalah Wakil Presiden Filipina saat ini mendampingi Marcos Jr.

Respons Marcos Jr

 


Marcos Jr tertawa mendengar tudingan Duterte itu. Marcos Jr mengatakan dia tidak akan membenarkan tuduhan tersebut dengan memberikan jawaban, namun mengklaim pendahulunya menggunakan fentanyl, opioid yang kuat.

Tentang penggunaan fentanyl ini pernah diakui Duterte pada tahun 2016. Duterte mengatakan pernah menggunakan fentanyl untuk meringankan rasa sakit akibat kecelakaan sepeda motor.

Namun pengacara Duterte, Salvador Panelo, mengatakan Duterte telah berhenti mengonsumsi fentanyl sebelum dia menjadi presiden pada tahun 2016.

“Saya pikir itu karena fentanyl,” kata Marcos.

“Fentanyl adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli, setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya, itulah mengapa menurut saya inilah yang terjadi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ketua DPR Martin Romualdez juga buka suara terkait tudingan ini. Dia mengatakan Duterte menuduh tanpa memberikan bukti apa pun.

Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos Jr, membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa dia ingin konstitusi diamandemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing.

Romualdez buka suara karena pidato Duterte yang menuding dirinya menyuap pejabat lokal untuk mengamandemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan sehingga mereka dapat memperpanjang masa jabatan mereka.

Disarikan Oleh ARS

Sumber

Related posts

Covid 19 di Singapura Meningkat, Menkes Memastikan Akan Masuk Indonesia

Tim Kontributor

Bek Manchester United Harry Maguire, Berharap Tidak di Coret Solskjaer Dalam Skuadnya

Tim Kontributor

Awalnya Jokowi Sangat Optimis Untuk Berkantor Di IKN Bulan Juli, Mengapa Batal?

Tim Kontributor

Leave a Comment