Penyebaran Omicron di Indonesia semakin luas. Terlihat dalam laporan Balitbangkes Kemenkes RI yang dihimpun 23 Januari 2022, varian Omicron tak lagi hanya dilaporkan di Jawa Bali.
Sumatera hingga Kalimantan sama-sama mencatat satu kasus. Sementara jumlah Omicron terbanyak masih disumbang provinsi DKI Jakarta hingga Banten.
Menurut perhitungan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, puncak Omicron setidaknya bakal tiba di pertengahan Februari hingga akhir Maret. Demi menekan beban fasilitas di rumah sakit, pasien COVID-19 bergejala ringan kini tak diizinkan menjalani rawat inap di RS.
“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi dalam konferensi pers.
Meski jumlahnya terus meningkat, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi menyebut Omicron belum menggantikan dominasi varian Delta di Indonesia.
Namun, jika membandingkan laporan sebaran varian baru Corona Balitbangkes per 23 Januari dengan 16 Januari, penambahan kasus Delta sebenarnya jauh lebih sedikit yakni 277 kasus. Sementara penambahan kasus Omicron sudah melampaui 700 orang. Artinya, penambahan Omicron dalam kurun waktu sepekan dibandingkan Delta, 2,5 kali lebih tinggi. Disarikan Oleh MSLP
Berikut daftar sebaran varian Omicron menurut laporan Balitbangkes Kemenkes RI per 23 Januari 2022.
Varian Omicron: 1.406 kasus
- DKI Jakarta: 1.071 kasus
- Banten: 192 kasus
- Jawa Barat: 119 kasus
- Jawa Timur: 8 kasus
- Jawa Tengah: 9 kasus
- Sumatera Utara: 1 kasus
- Kalimantan Barat: 1 kasus
- Sulawesi Utara: 4 kasus