Faktual.id. Jakarta – Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, telah berhasil mengejar ketertinggalan dari mantan Presiden Donald Trump dalam persaingan menuju Gedung Putih. Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara calon-calon dari Partai Demokrat dan Partai Republik.
Persaingan Sengit dalam Pilpres Amerika 2024
Hasil jajak pendapat yang dirilis pada Selasa, 30 Juli 2024, menunjukkan bahwa Kamala Harris kini berada di posisi yang lebih kuat baik secara nasional maupun di negara-negara bagian penting. Setelah Presiden Joe Biden keluar dari bursa calon presiden 2024, Harris menjadi calon de-facto Partai Demokrat.
Keunggulan di Negara Bagian Kunci
Menurut jajak pendapat Bloomberg News/Morning Consult, Harris unggul atas Trump di empat negara bagian penting, sementara Trump memimpin di dua negara bagian. Trump memiliki keunggulan empat poin di Pennsylvania dan unggul dua poin di North Carolina, sementara di Georgia keduanya seri. Jika hasil jajak pendapat ini diulang pada hari pemilihan, kandidat yang memenangkan Georgia akan menjadi presiden.
Hasil Jajak Pendapat yang Faktual
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh super PAC Progress Action Fund dari Partai Demokrat, Harris memimpin Trump 48 persen berbanding 47 persen di Georgia. Namun, Trump unggul dua poin di Arizona dan Pennsylvania. Semua hasil jajak pendapat ini masih berada dalam margin of error.
Momentum dan Dukungan untuk Kamala Harris
Jajak pendapat nasional Reuters/Ipsos menunjukkan Harris memimpin Trump 43 persen berbanding 42 persen, yang masih dalam batas kesalahan. Dukungan untuk Harris meningkat setelah Biden mengundurkan diri karena kekhawatiran tentang usia dan kebugarannya. Harris akan secara resmi dinobatkan sebagai calon Partai Demokrat pada Senin mendatang dan diperkirakan akan mengumumkan calon wakilnya dalam beberapa hari.
Pernyataan Harris dalam Kampanye
Dalam sebuah acara kampanye di Atlanta, Georgia, Harris menyatakan bahwa momentum dalam persaingan sedang bergeser dan Trump “merasakannya”. Harris menantang Trump untuk berdebat dengannya pada bulan September setelah Trump mengatakan bahwa ia mungkin “membuat alasan” untuk tidak hadir. Harris menegaskan, “Jika Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakanlah di depan wajah saya.”
Strategi Trump Terhadap Kamala Harris
Sejak keluarnya Biden, Trump berusaha menggambarkan Harris sebagai kandidat dengan posisi ekstrem dalam berbagai isu termasuk imigrasi dan aborsi. Dalam rapat umum di North Carolina, Trump menyebut Harris sebagai “radikal kiri-liberal, ekstremis San Francisco”. Senator Ohio, JD Vance, yang menjadi pasangan Trump, menambahkan bahwa “Kami tidak ingin seorang liberal San Francisco yang aneh menjadi panglima tertinggi.”
Dengan persaingan yang semakin ketat, hasil jajak pendapat ini memberikan gambaran yang faktual tentang dinamika Pilpres Amerika 2024 antara Kamala Harris dan Donald Trump.