Hampir satu tahun pemerintah menetapkan aturan meniadakan proses belajar-mengajar tatap muka. Kebijakan ini terpaksa diambil untuk menghindari kerumunan dan memutus mata rantai penularan virus corona. Semua siswa maupun mahasiswa terpaksa belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi.
Belajar dari rumah selama ini dirasa cukup sulit dan memberatkan. Salah satunya dalam pemanfaatkan teknologi yang kerap menemukan masalah. Misalnya dalam persentasi, tak semua mahasiswa memahami cara persentasi jarak jauh. Kendala sering ditemukan seperti suara tidak muncul, atau bahkan gambar/slide persentasi yang berantakan. Ini terjadi karena mahasiswa belum terbiasa.
Selain itu, kuliah atau jarak jauh cukup melelahkan karena tugas yang menumpuk. Tak sedikit dosen yang hanya memberi tugas dan meminta mahasiswa belajar sendiri. Sulitnya, mahasiswa mengambil banyak mata kuliah dan setiap mata kuliah memberi tugas yang cukup berat. Tugas terus menumpuk meski sudah langsung dikerjakan.
Di tengah pandemi ini, mahasiswa juga kesulitan untuk diskusi ketika mendapat kerja kelompok. Diskusi yang dilakukan lewat teknologi seperti whatsapp terkadang tidak efektif. Sebab, bisa saja anggota kelompok tidak respons atau cuek terhadap tugas, sehingga sulit dalam menyelesaikan tugas secara bersama.
Kesulitan terakhir yaitu susah untuk fokus. Kondisi rumah yang nyaman membuat fokus belajar terbelah. Tak jarang godaan untuk tidur-tiduran dan bermalas-malasan melanda saat belajar dari rumah.
Penulis : Lutvinda Bariq Mahasiswa Stisip Widuri