Tahun lalu, saya dan keluarga besar pulang kampung ke Kota Medan dan Kota Aceh untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Setelah 2 hari merayakan Idul Fitri di Medan saya dan keluarga besar saya berangkat ke Aceh untuk ziarah dan mampir kerumah saudara. Sesampainya dirumah saudara saya, saya melihat kembali sirup yang ada di medan tetapi tidak pernah saya lihat di Jakarta, Sirup Kurnia Cap Patung Liberty namanya. Ternyata bagi masyarakat Aceh, sirup ini sudah menjadi menu wajib ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Lebaran.
Sirup ini di Aceh lebih dikenal dengan sebutan sirup cap patung. Nama ini cukup melegenda bagi masyarakat Aceh. Merk lain di Aceh juga yang paling terkenal sirup cap mawar, warna nya tetap juga merah, tetapi soal rasa dan harga jauh berbeda.
Saya tidak mendapatkan angka pasti berapa juta lusin sirup itu laku selama bulan puasa dan lebaran di Aceh, yag pasti permintaan pasar jelang bulan puasa dan ebaran sangat tinggi.
Pada tahun 1990, panriknya berada di Banda Aceh, di kawasan Peunayong. Saya mendapat informasi ini dari saudara saya. Pemilik pabriknya ialah warga Indonesia keturunan Tionghoa. Tahun 1998 industri ini pindah ke Medan karena kondisi Aceh waktu itu sedang konflik.
Di Medan, sirup ini dikenal dengan sirup Aceh, diluar Aceh, seperti pulau Jawa dikenal dengan sirup Kurnia. Sirup ini bermula dari usaha rumah tangga, produksi ini berkembang hingga sekarang ini. Soal harga sirup cap patung ini berbeda di Aceh dengan di luar Aceh. Harga sirup ini di Aceh sedikit lebih murah daripada di luar Aceh.
Penulis : Helmilia Putri Adelita, Mahasiswa STISIP WIDURI