Dewasa ini banyak dihadapkan pada lingkungan yang tidak begitu stabil. Dimana pengaruh lingkungan tersebut menjadikan pengaruh penting dalam membentuk perilaku seseorang. Aktivitas dunia gemerlap (dugem) menjadi salah satu aktivitas yang saat ini banyak diminati. Aktivitas tersebut dilakukan di sebuah cafe, pub, dan diskotik yang di dalamnya lebih menonjolkan sisi kebebasan dan bernuansa ekpresif. Selain itu aktivitas tersebut juga bersifat hedonis, yakni hanya mencari kesenangan sesaat
Pub salah satunya, Pub merupakan singkatan dari “Public House” dan merupakan tempat minum umum bergaya Inggris. Pub populer di Jepang mulai sekitar tahun 1960. Pub populer karena suasananya memudahkan sosialisasi pria dan wanita. Tempat dimana banyak orang bertemu untuk saling bersosialisasi dengan sanjian minuman keras yang di perjualbelikan secara bebas.
Bandungan sempat disebut lokalisasi terbesar se – ASEAN setelah penutupan Gang Dolly di Surabaya. Bertepatan di Kabupaten Semarang, Bandungan memiliki kekhasan tersendiri yaitu berada di dataran tinggi yang dimana berada bukan di tempat sepi melainkan di sebelah pasar Bandungan yang dalam konotasinya berada di keramaian. Penduduk sekitar pun sudah memaklumi hal tersebut melihat orang mabuk sudah menjadi hal yang lumrah disana, seakan – akan penduduk sekitar menerima kenyataan tersebut.
Pandemi COVID-19 telah mengubah kehidupan masyarakat Indonesia. Pandemi ini telah mengubah perilaku individu, keluarga, dan komunitas. Pandemi juga menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan budaya. Perubahan dan dampak yang dipicu oleh pandemi adalah kenyataan baru bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ditambah dengan adanya perintah untuk masyarakat agar menerapkan PSBB, dampaknya adalah usaha – usaha serta pendapatan rakyat menurun serta adanya pengurangan karyawan dibeberapa perusahaan untuk mengurangi cost mereka.
Tidak sedikit usaha yang terkena imbas dari pandemi yang hingga saat ini belum juga berakhir. Salah satunya usaha hiburan malam di Bandungan, Jawa Tengah, beberapa usaha karaoke serta pub harus menerima pengurangan jumlah pengunjung bahkan beberapa tempat sempat ditutup untuk mencegah laju perkembangan virus corona yang dimana dapat berdampak juga terhadap pengurangan pendapatan bulanan.
Tetapi lambat laun setelah mengurangnya kasus covid – 19 beberapa tempat tersebut berani untuk membuka kembali usaha mereka. Pengunjung pun mulai aktif datang ke tempat tersebut, membawa bekal perijinan dari warga, pemerintah setempat serta mengikuti protokol yang ada para pengusaha berani untuk tetap membuka usahanya tersebut.
Hingga sampai pada PSBB lanjutan Jawa – Bali Jilid 2 usaha hiburan malam tersebut mengganti jam operasionalnya yang biasanya dimulai dari jam 21:00 – 02:00 sekarang diganti menjadi jam 17:00 – 19:00 yang mungkin hanya berlaku hingga dua minggu kedepan jika tidak ada perpanjangan PSBB lagi serta penurunan paparan covid yang signifikan, tetapi itu tidak mengurungkan niat para pengunjung untuk datang ke tempat hiburan tersebut.
Ananda Agusta, Mahasiswa Stisip Widuri