Indonesia baru saja menerima 14 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (30/6/2021). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan menyebut, salah satu vaksin lain yang akan menyusul tiba di RI yakni Pfizer pada Agustus 2021.
“Mungkin di awal Agustus akan ada 85 juta vaksin Sinovac yang sudah siap bisa kita gunakan. Ini menggambarkan, teman-teman, bahwa jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia semakin lama akan semakin banyak,” terang Menkes.
“Ini ada lagi donasi vaksin gratis dari COVAX-GAVI kita juga bulan ini akan masuk dari AstraZeneca. Bulan Agustus nanti akan masuk dari Pfizer,” imbuhnya.
Pilihan vaksin COVID-19 makin beragam, bagaimana perbandingan antara vaksin Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
Berikut perbandingan masing-masing vaksin Corona yang sudah dan akan diterima Indonesia:
VAKSIN PFIZER
1. Efikasi
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), uji klinis pada usia 16 tahun ke atas menunjukan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech 95 persen efektif mencegah Covid-19.
Riset oleh Public Health England (PHE) juga menunjukan, 2 dosis vaksin Pfizer 96 persen efektif mencegah risiko rawat inap pada pasien COVID-19 akibat varian Delta. Mengingat, varian ini disebut menular lebih cepat dan sempat dikhawatirkan mampu ‘kabur’ dari vaksin.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan Pfizer dalam program vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-15 tahun. Hal ini juga sempat disebut oleh Menkes dalam kesempatan sebelumnya.
“Ada dua vaksin yang sudah bisa di bawah 18 (tahun) yang sudah dapat emergency use authorization-nya. Satu, Sinovac yang kita pakai, satu lagi Pfizer yang akan datang di sekitar bulan Agustus. Tapi itu nanti Bapak Presiden yang akan menyampaikan,” kata Menkes saat ditemui di Cibubur, Senin (28/6/2021).
2. Efek samping
Efek samping vaksin Pfizer yang dilaporkan umumnya berlangsung selama beberapa hari, mencakup:
- nyeri di tempat suntikan
- kelelahan
- sakit kepala
- nyeri otot
- menggigil
- nyeri sendi
- demam
VAKSIN SINOVAC
1. Efikasi
Berdasarkan uji klinis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Sinovac memiliki tingkat efikasi 65,3 persen. Sinovac disebut telah memenuhi standar mutu dan keamanan WHO yang mematok syarat efikasi minimal 50 persen.
Pada usia 18-59 tahun, penyuntikan dosis 1 dan 2 vaksin Sinovac memiliki interval 28 hari dengan dosis sebesar 0,5 ml per penyuntikan.
2. Efek samping
Berdasarkan uji klinis di Bandung, efek samping Sinovac bersifat ringan hingga sedang, mencakup gejala berupa:
Efek ringan-sedang:
- nyeri
- indurasi atau iritasi
- kemerahan
- pembengkakan.
Sedangkan efek samping sistemik mencakup:
- myalgia atau nyeri otot
- fatigue atau atau kelelahan
- demam.
VAKSIN ASTRAZENECA
1. Efikasi
Sebuah studi di Lancet mengemukakan, uji klinis tahap ke-3 di Brasil dan Inggris menunjukan efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 70,4 persen.
Pendapat lainnya menurut WHO, AstraZeneca 63,09 persen efektif mencegah gejala pada infeksi COVID-19.
Untuk efek terbaik, WHO menyebut, interval penyuntikan dosis 1 dan 2 vaksin AstraZeneca adalah 12 minggu atau sekitar 3 bulan
2. Efek samping
Berdasarkan laporan uji klinis, berikut efek samping vaksin AstraZeneca dikutip dari laman GOV.UK:
Sangat umum (mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)
- nyeri, gatal, dan rasa panas di lokasi bekas suntikan
- tidak enak badan
- menggigil atau demam
- sakit kepala
- mual
- nyeri sendi atau nyeri otot
- umum (dirasakan 1 dari 10 penerima)
- bengkak, kemerahan, dan benjolan di area suntikan
- demam
- muntah atau diare
- radang tenggorokan
- pilek atau batuk
- menggigil
Jarang (dirasakan 1 dari 100 penerima)
- nafsu makan menurun
- sakit perut
- kelenjar getah bening membesar
- keringat berlebih
- gatal atau muncul ruam.
VAKSIN SINOPHARM
1. Efikasi
Berdasarkan uji klinik fase 3 terhadap 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, Sinopharm memiliki tingkat efikasi sebesar 78,02 persen.
Pengukuran imunogenitas menunjukan, 98,09 persen orang dewasa dan 97,62 persen lansia mengalami pembentukan antibodi setelah 14 hari penyuntikan dosis ke-2. 99,52 persen orang dewasa dan 100 persen lansia menunjukkan pembentukan antibodi yang dapat menetralisasi virus SARS CoV-2.
Kepala BPOM, Penny K Lukito menjelaskan, untuk bisa membentuk antibodi, penyuntikan dosis 1 dan 2 vaksin Sinopharm pada usia 18 tahun ke atas membutuhkan interval 21-28 hari.
2. Efek samping
Penny menyebut, efek samping vaksin Sinopharm bisa ditoleransi dengan baik dengan frekuensi adalah 0,01 persen atau tergolong sangat jarang.
Efek samping lokal ringan mencakup rasa sakit dan kemerahan. Sementara efek samping sistemik mencakup sakit kepala, nyeri otot, diare, dan batuk.