Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk memberi perhatian khusus bagi anak-anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19.
Ia menyebutkan, pemerintah mesti mendata anak-anak yang kehilangan orangtua akibat pandemi untuk kemudian memberikan perlindungan bagi mereka.
“Hingga saat ini, saya belum melihat adanya data khusus terkait anak-anak Indonesia yang kehilangan orangtua mereka karena Covid-19. Kita perlu data tersebut sebagai langkah untuk memberi perlindungan,” kata Puan dalam siaran pers, Rabu (4/8/2021).
Politikus PDI-P itu menuturkan, perlindungan yang diberikan oleh negara dapat dalam bentuk beasiswa atau bantuan belajar, santunan, sampai pengasuhan, tergantung kondisi sosial masing-masing anak.
Ia menyebut anak-anak yang kehilangan orangtuanya mesti mendapat pendampingan untuk memulihkan dampak psikologis.
“Negara harus bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak Indonesia yang menjadi korban bencana kesehatan ini,” ujar Puan.
Puan pun menekankan, nasib anak-anak yang terdampak oleh pandemi akan sangat berdampak pada nasib Indonesia puluhan tahun ke depan.
“Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan,” kata dia.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan adanya sejumlah kasus anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19. Komisioner KPAI Retno Listyarti mencontohkan kejadian di Kalimantan Timur (Kaltim), yang menimpa Alviano Dava Raharjo di Kutai Barat dan Arga di Kutai Kartanegara (Kukar).
“Alviano Dava Raharjo di Kutai Barat dan Arga di Kutai Kartanegara harus kehilangan ayah dan ibu kandungnya karena Covid-19,” kata Retno dalam keterangan tertulis, Selasa (27/7/2021).
Retno melanjutkan, Alviano yang masih berusia 10 tahun itu sempat terpapar Covid-19 dan harus hidup seorang diri setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
Ayah dan Ibu Alviano meninggal dunia pada 20 Juli 2021 usai terpapar Covid-19. Selanjutnya, kejadian serupa terjadi menimpa Arga, yang masih berusia 13 tahun. Retno mengatakan, Arga kehilangan kedua orang tua hanya dalam kurun waktu 3 hari.
Menurut Retno, saudara-saudara Arga, yakni Arya (17), Abai (10) dan Dilla (4), juga turut terpapar Covid-19 dan masih menjalani isolasi.
“Arga terlihat menghadiri pemakaman ibunya bahkan mengadzankan, Deasy Setiawati (40) di permakaman Muslimin Kelambu Kuning Tenggarong, Kukar. Dua hari sebelumnya, Arga ditinggal sang ayah, Alihusni (45),” ucap Retno.