Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat mulai 20 Oktober 2014, utang pemerintah sudah bertambah Rp 4.024 triliun. Per Agustus 2021, utang pemerintah sebesar Rp 6.625 triliun. Bagaimana dibandingkan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
Mengutip data dari Kementerian Keuangan, utang pemerintah saat SBY menjabat pada 2004 sebesar Rp 1.299,5 triliun. Menutup periode pertama SBY di 2009, utang pemerintah bertambah menjadi Rp 1.589,8 triliun.
Kemudian pada 2010, SBY menambah utang pemerintah menjadi Rp 1.676,85 triliun. Menutup periode akhir, SBY mencatatkan utang pemerintah sebesar Rp 2.601 triliun pada Oktober 2014.
Dapat dilihat bahwa selama SBY menjabat sebagai presiden 10 tahun, utang pemerintah bertambah sebesar Rp 1.301,5 triliun. Berikut rincian utang pemerintahan SBY:
2004: Rp 1.299,5 triliun
2005: Rp 1.313,3 triliun
2006: Rp 1.302,2 triliun
2007: Rp 1.389,4 triliun
2008: Rp 1.636,7 triliun
2009: Rp 1.589,8 triliun
2010: Rp 1.676,85 triliun
2011: Rp 1.803,49 triliun
2012: Rp 1.977,71 triliun
2013: Rp 2.375,5 triliun
Oktober 2014: Rp 2.601 triliun
Sementara itu, pada awal masa jabatan, Jokowi telah dibebankan utang sebesar Rp 2.601 triliun per Oktober 2014. Hingga akhir 2014, utang pemerintah bertambah menjadi Rp 2.608 triliun.
Sejak mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjabat mulai 20 Oktober 2014 hingga Agustus 2021, utang pemerintah sudah bertambah Rp 4.024 triliun. Begini laju pertambahan utang di masa kepemimpinan Jokowi:
Akhir 2014: Rp 2.608 triliun
2015: Rp 3.165 triliun
2016: Rp 3.466 triliun
2017: Rp 3.938 triliun
2018: Rp 4.418 triliun
2019: Rp 4.478 triliun
2020: Rp 6.074 triliun
Agustus 2021: Rp 6.625 triliun
Disarikan oleh P.