Faktual.id
POLITIK

Apa Salah SBY?

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terus menyerang mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat. Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan apa sebetulnya salah SBY dan Partai Demokrat ke PDIP.
“Apa salah Demokrat dan Bapak SBY sampai Demokrat dan Bapak SBY difitnah terus? Apa karena mungkin banyak rakyat yang kangen era Bapak SBY dan Demokrat? Soalnya, saat SBY dan Demokrat memimpin Indonesia, rakyat bisa hidup enak, tidak susah seperti sekarang,” kata Herzaky saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).

Herzaky menilai PDIP hendak menunjukkan bahwa rakyat kangen terhadap era SBY dimana kemiskinan turun drastis. Dia pun menjabarkan, beda dengan Pemerintahan Jokowi, saat 10 tahun Pemerintahan SBY kemiskinan turun berhasil berkurang 8,42 juta jiwa.

Herzaky pun mengaku Partai Demokrat semakin heran dengan sikap PDIP lantaran menyinggung kecurangan Pemilu hingga bansos. Dia menyinggung justru PDIP lah yang menyembunyikan Harun Masiku terkait Pemilu dan kadernya Juliari Batubara yang tertangkap basah kasus bansos Corona.

“Lagi pula, kalau bahas-bahas kecurangan pemilu, jelas-jelas yang tertangkap tangan sedang menyuap komisioner KPU itu kan kader PDIP di Pemilu 2019. Apalagi, salah satu kadernya, Harun Masiku, masih buron sampai dengan saat ini. Kalau Pemilu 2009, tidak ada kasus seperti itu. Jangan memutar balikkan fakta. Rakyat juga tahu. Belum lagi kalau bahas-bahas bansos, jelas-jelas yang tertangkap basah korupsi bansos di kala pandemi, kan Juliari Batubara, kader PDIP. Bukan Demokrat,” tuturnya.

“Saran kami, mari kita isi ruang publik, dengan narasi-narasi positif berdasarkan data dan fakta, untuk ikut mengedukasi dan memberikan teladan untuk masyarakat. Jangan malah ikut-ikut menyebarkan tuduhan tak berdasar, apalagi kabar bohong dan fitnah,” lanjutnya.

Hasto Hattrick Serang SBY dan Demokrat
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto berkali-kali menyindir Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sindiran Hasto itu bahkan sampai tiga kali berturut-turut alias hattrick.

Sindiran pertama terkait selama 10 tahun pemerintahan SBY tidak ada keputusan yang diambil walau rapat berulang kali dilakukan. Hasto lantas menyebut Jokowi punya kelebihan dibandingkan SBY.

“Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan,” sebutnya.

Sindiran kedua yang disinggung Hasto yakni kecurangan masif di Pemilu 2009. Hasto menuturkan secara kualitatif terjadi kecurangan secara masif saat Pemilu di era SBY. Dia mengatakan ada manipulasi pada data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2009.

“Kemudian aspek kualitatifnya, bagaimana penyelenggaraan pemilu. Pada 2009 itu kan kecurangannya masif, dan ada tokoh-tokoh KPU yang direkrut masuk ke parpol hanya untuk memberikan dukungan elektoral bagi partai penguasa. Ada manipulasi DPT dan sebagainya,” tuturnya.

Kemudian sindiran ketiga yakni ketika Hasto menyindir soal gaya komunikasi SBY dengan mengarang lagu. Hal ini disampaikan saat berbicara terkait pengganti juru bicara presiden.

“Komunikasi politik presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal, namun harus dilakukan proporsional, efektif, dan menyentuh hal-hal yang bersifat strategis,” imbuhnya.

Disarikan oleh P.

SUMBER

Related posts

Jika Cawapres Anies Tak Diumumkan Bulan Ini, Demokrat Akan Mengevaluasi Kembali.

Tim Kontributor

Seakan Tak Tahu Malu, Anwar Usman Gugat Ketua MK Suhartoyo ke PTUN Jakarta

Tim Kontributor

Menurut Andi Arief NasDem Mempertimbangkan Surya Paloh Menjadi Cawapres Anies di Pilpres 2024

Tim Kontributor

Leave a Comment