MINAT baca masyarakat Indonesia dinilai rendah bukan disebabkan karena masyarakat tidak menyukai membaca atau tidak menyukai buku. Menurut Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, penyebab utamanya ialah jumlah buku yang beredar sedikit dan tidak merata.
Menurut Syarif, hanya ada 700 ribu buku yang terbit setiap tahun di Indonesia. Rasionya sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mendapai 262 juta jiwa. Sebagian besar buku beredar hanya di kota-kota besar terkhusus di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.
Ia menegaskan masyarakat Indonesia memiliki kegemaran baca yang cukup tinggi. Akan tetapi, tidak diimbangi dengan jumlah buku yang beredar. “Bagaimana mau membaca jika bukunya saja tidak ada. Inilah yang menjadi masalah. Kalau kita adakan perpustakaan keliling itu pasti sangat ramai pembacanya karena memang kegemaran membaca sangat tinggi,” ujarnya pada konferensi pers Deklarasi Gerakan Ibu Bangsa Membaca di Perpustakaan Nasional, Jakarta, kemarin. Karena itulah, lanjut dia, Perpusnas rutin mengadakan perpustakaan keliling dengan 800 armada baik yang dibawa melalui mobil, motor, kapal, maupun sepeda. Selain itu, Perpusnas juga melakukan digitalisasi koleksi buku melalui Iperpus yang bisa diakses melalui jaringan internet.