Partai Golongan Karya (Golkar) mulai digoda sejumlah partai politik (parpol) di luar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Walaupun koalisi yang dibentuk bersama Partai Amanat Nasional (PAN) serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum resmi bubar, namun Golkar terus digoyang dari kiri serta kanan.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang beberapa kali menjalin komunikasi politik dengan Golkar berharap, partai pimpinan Airlangga Hartarto itu bersedia bergabung bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang sudah dibentuk bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
dia Ketum Golkar. Golkar tentu memiliki strategi tertentu apa yang terbaik untuk Golkar,” ujarnya.
Bagi NasDem, yang utama dalam menghadapi Pemilu 2024 ialah, membangun nuansa politik yang bersahabat. Sedangkan, dia tidak mau ikut campur strategi politik partai lain.
“Kembali lagi, NasDem menginginkan semuanya yang relatif dalam atmosfer yang bersahabat. Itu lebih bernilai bagi saya. Strategi silakan dijalankan,” ujar Surya Paloh.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno memperhitungkan, timbulnya godaan terhadap Golkar ini tidak lepas dari keadaan KIB yang telah layu sebelum tumbuh. Apalagi menurut dia, KIB sejatinya sudah bubar, meski narasi itu ditolak Golkar, PPP, serta PAN.
“Saya kira semenjak ada wacana tentang koalisi besar ataupun saat (PPP dan PAN) mendukung Ganjar Pranowo, itumerupakan penanda end of KIB. Jadi KIB sudah bubar jalan, sudah tidak ada lagi yang dapat diselamatkan. KIB tinggal nama,” ujar Adi, Jumat (12/5/2023).
Sehingga, tidak mengherankan bila Golkar sangat agresif menjalin komunikasi politik dengan beberapa parpol di luar KIB, mulai dari PKB, Gerindra, sampai Partai Demokrat. Ikhtiar ini dilakukan Airlangga guna menjaga mimpi dan amanat forum tertinggi Golkar yang mengamanahkan dirinya sebagai capres 2024.
“Sebab hasil Munas Golkar adalah capres, hingga Airlangga Hartanto wajib mencari tiket pencapresan hingga 2024,” ujar Adi.
seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, maupun Anies Baswedan. Sekalipun Golkar adalah partai besar dan juga runner up kursi terbanyak di parlemen.
KIB yang jadi koalisi politik pertama dideklarasikan untuk 2024 oleh Golkar, PAN, dan PPP belum lama goyang sebab tidak mempunyai figur yang kuat untuk diusung menjadi capres. Alih-alih mengusung kader dari internal KIB, PPP serta PAN justru mendukung capres dari partai lain.
“Ini yang sesungguhnya Golkar rada rumit, satu sisi sebagai parpol besar nomor dua tapi figur capres tidak terlampau kuat kalah saing dengan yang lain. Ini yang kemudian bisa menerangkan mengapa Golkar relatif agak kesusahan membentuk poros politik sendiri sebab belum ada intensitas parpol bergabung dengan Golkar mengusung Airlangga Hartato sebagai kandidat Capres,” kata Adi Prayitno menandaskan.
Golkar Konsisten Siapkan Airlangga Jadi Capres atau Cawapres.
pimpinan DPP Partai Golkar Dave Laksono angkat bicara terkait isu partainya digoda beberapa parpol di luar KIB, mulai dari PKB, Gerindra, hingga NasDem. Dia melaporkan, konsolidasi yang dibentuk Golkar dan sejumlah parpol saat ini, untuk melahirkan koalisi besar dalam menghadapi pesta demokrasi 2024.
“Narasi yang kalian buat itu tidak cocok dengan konsep yang dibangun oleh Golkar. Kami sedang membuat koalisi besar yang menggabungkan seluruh partai-partai parlemen dan non-parlemen,” ujar Dave, Jumat (12/5/2023).
Tetapi dia tidak ingin menjelaskan skenario kedua yang akan dilakukan Golkar seandainya upaya pembentukan koalisi besar gagal. “Nanti tanya lagi,” katanya singkat.
Sementara terkait statement dari Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang berharap Airlangga bisa menjadi pmpinan tim pemenangan Prabowo Subianto, Dave menegaskan bahwa Ketum Golkar tersebut hanya diproyeksikan sebagai capres atau cawapres di 2024, bukan pmpinan tim sukses.
“Posisi Golkar cuma mencalonkan Pak AH (Airlangga Hartarto) sebagai Capres atau Cawapres di 2024,” ujarnya menegaskan.
Lebih lanjut, putra mantan Ketum Golkar Agung Laksono ini mengungkapkan, partainya kini tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol untuk bekerja sama menyongsong Pilpres 2024, tak terkecuali dengan PDIP.
Dia tak menutup kemungkinan, Golkar bakal mengikuti langkah anggota KIB lainnya yakni PPP dan PAN yang lebih dulu mendukung Ganjar sebagai capres. “Masih berjalan komunikasi mengenai hal ini, jadi harap bersabar ya,” kata Dave.
Namun bila akhirnya Golkar tak lagi satu visi dengan PPP dan PAN, anggota Komisi I DPR ini enggan berspekulasi lebih jauh soal nasib KIB ke depan. “Kita belum melihat akan mengarah ke sana (KIB bubar),” ucap Dave Laksono menandaskan.
KIB Harus Bubar Baik-Baik
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP terancam bubar akibat perbedaan dukungan Capres 2024. PPP sendiri telah mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Begitu juga PAN yang arahnya juga terlihat akan mengikuti jejak PPP. Sedangkan Golkar masih belum menentukan sikap dan berpegang kepada keputusan Munas Partai mendukung ketumnya Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.
Terkait hal ini, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek mengatakan, konsekuensi perbedaan sikap soal capres akan membuat kerja sama politik KIB harus berakhir.
“Soal kemudian pilihan capres berbeda, konsekuensinya KIB ya harus berakhir dengan baik-baik,” ujarnya saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Namun, Awiek memastikan komunikasi antarkolega partai di KIB saat ini masih baik-baik saja. Tidak menutup kemungkinan juga KIB akan terus berlanjut jika ada kesamaan soal pencapresan.
“Kalau ternyata capresnya sama, ya KIB berlanjut,” ujarnya.
Sementara itu, PPP sudah mendapatkan kabar bahwa PAN akan segera mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Sekjen PPP Arwani Thomafi membenarkan kabar tersebut.
“InsyaAllah jika semua berjalan lancar, apa yang diprediksi, apa yang disebut-sebut itu InsyaAllah benar. Ya semoga,” ujarnya singkat.
Peluang Duet Prabowo-Airlangga.
“Tapi yang paling nyaman bagi Golkar saat ini adalah dengan koalisi Gerindra-PKB,” ujar dia.
Andika menilai, poros Gerindra-PKB membuat posisi tawar Golkar menjadi lebih besar, sehingga peluangnya untuk mendapatkan tiket cawapres juga kuat.
“Di sana, peluang Airlangga jadi Cawapres atau mendapat kursi kabinet lebih banyak, peluangnya lebih besar,” katanya.
Dia meyakini, Golkar pada akhirnya akan bersikap realistis, tidak akan ngotot harus mendapatkan kursi capres ataupun cawapres. “Power sharing tidak harus kursi cawapres. Bisa juga dalam bentuk jatah kursi kabinet yang lebih banyak,” ujarnya.
ujar Jazilul kepada wartawan dikutip Selasa (9/5/2023).
Menurut Jazilul, munculnya nama Airlangga hanya dinamika politik saja. Apalagi Golkar masih mencari formulasi baru karena di KIB tidak jelas.
“Nah itu dinamika. Yang kayak-kayak gitu kita sebut sebagai dinamika. Karena Golkar atau Pak Airlangga sendiri kan juga masih mencari bentuk. Sebab KIB kan tidak jelas formulasinya, gitu,” ujar Wakil pimpinan MPR RI ini.
Sedangkan, Koalisi Gerindra-PKB masih terbuka untuk partai lain yang ingin bergabung, tak terkecuali Golkar. “Koalisi ini terbuka untuk bergabungnya Partai-partai yang lain, kan jelas. Jadi kita hanya melaksanakan perumusan saja,” ucap Jazilul memungkasi.
Disarikan Oleh JMKP