Kantor Staf Presiden (KSP) menjelaskan kebijakan pelonggaran mobilitas dan mudik Lebaran diputuskan untuk merespons tingginya animo masyarakat untuk mudik. KSP mengungkap hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait jumlah masyarakat yang ingin mudik Lebaran 2022 terus meningkat.
“Survei pertama pada tanggal 14-28 Februari 2022 menunjukkan 55 juta yang akan mudik. Survei kedua pada 9-21 Maret 2022 menunjukkan 79,4 juta yang akan mudik. Survei ketiga pada 22-31 Maret 2022 semakin naik, yakni 85,5 juta orang,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo dalam keterangan tertulis, Jumat (8/4/2022).
“Terkendalinya kondisi pandemi dan besarnya animo masyarakat untuk mudik ini, yang menjadi alasan kuat bagi pemerintah memberikan kelonggaran-kelonggaran. Ini sesuai dengan kebijakan gas dan rem Bapak Presiden,” imbuh Abraham.
Abraham mengimbau masyarakat untuk tetap waspada penularan gejala COVID-19. Masyarakat diminta untuk memenuhi persyaratan vaksin saat melakukan perjalanan mudik.
“Kami himbau masyarakat agar terus menjaga kesehatan jika ingin mudik. Kalau mengalami gejala batuk, pilek, meriang, dan sakit tenggorokan, diharapkan lebih waspada. Jangan sampai kita yang mudik menulari orang-orang yang berada di daerah tujuan mudik,” ujar Abraham.
Abraham menyampaikan keputusan pemerintah melonggarkan mobilitas dan mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran tahun ini sudah melalui kajian ilmiah. Berdasarkan sejumlah indikator pengendalian pandemi COVID-19, situasi pandemi saat ini disebut semakin terkendali dan terus melandai.
“Per 2 April 2022, Reproduction Rate di angka 1, kasus mingguan menurun, yakni 3.671 per hari, dengan BOR hanya 8 persen. Indikator-indikator itu menunjukkan bahwa semua kondisi semakin membaik,” terangnya.
Disarikan oleh P.