BNNP Sumatera Utara (Sumut) melakukan asesmen terhadap sejumlah warga yang di kerangkeng di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin. Hasil tes urine tersebut menunjukkan 7 di antaranya diduga positif narkoba.
Kepala BNNP Sumut Toga Panjaitan mengatakan pihak telah melakukan asesmen terhadap warga tersebut. Namun, kata Toga, hasil asesmennya belum keluar.
“Hasil asesmennya belum keluar,” kata Toga dimintai konfirmasi. Toga menjelaskan ada beberapa hal yang dilakukan asesmen. Salah satunya, mengecek urine warga tersebut.
“Tes urine positif atau negatif. Kemudian ditanya-tanya sama dokternya dan lain sebagainya,” sebut Toga.
Toga menyebut pada Selasa kemarin, pihaknya baru melakukan asesmen terhadap sembilan orang. Tujuh di antaranya positif narkoba.
“Yang kemarin sembilan orang. Tujuh positif, 2 negatif,” sebut Toga.
Toga mengatakan pihaknya bakal terus melakukan asesmen terhadap warga yang diduga dikerangkeng itu. Dia mengimbau keluarganya agar menyerahkan mereka ke pihak BNN untuk diasesmen.
“Kita asesmen juga. Nanti kita imbau kepada keluarganya agar menyerahkan ke kita supaya dilakukan asesmen. Asesmennya masih terus berlangsung,” ujar Toga.
Sebelumnya, Polda Sumatera Utara (Sumut) bakal mengusut tuntas dugaan adanya kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin. Tim gabungan dari kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat saat ini tengah mendalami peristiwa tersebut.
“Saat ini sedang didalami oleh tim gabungan dari Polda Sumut. Kita melibatkan dari Direktorat Narkoba, kemudian Direktorat Reserse Kriminal Umum, dan bekerja sama dengan BNNP Sumut serta BNNK Langkat,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi kepada wartawan, Senin (24/1).
Hadi mengatakan temuan kerangkeng manusia itu berawal saat OTT yang dilakukan oleh KPK. Kerangkeng manusia itu telah ada sejak 2012.
“Karena hal itu diketahui pada saat operasi tangkap tangan KPK. Ternyata tempat itu sudah ada sejak tahun 2012. Informasi yang awal diberikan itu dijadikan tempat rehabilitasi untuk orang atau masyarakat yang kecanduan narkoba atau ada yang menitipkan dari orang tuanya terkait dengan kenakalan remaja,” sebut Hadi.
Hadi menyebut sebagian orang yang ada di dalam kerangkeng sudah dijemput pihak keluarga. Hadi mengatakan saat ini orang yang berada di dalam kerangkeng itu berjumlah 27 orang.
Hadi menjelaskan pihaknya sempat melakukan upaya pemindahan orang-orang yang berada di dalam kerangkeng itu. Namun upaya itu dihalangi pihak keluarga.
“Jadi yang sisanya itu ditahan untuk tidak dibawa ke tempat rehabilitasi yang lain. Ini kan BNNP yang coba melakukan screening,” jelasnya. Disarikan Oleh MSLP
Sumber