Bank Indonesia (BI) mewaspadai lonjakan inflasi dan tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Atas ancaman tersebut, bank sentral memastikan untuk berupaya menjaga inflasi dan nilai tukar.
“Inflasi memang akan naik, tapi insyaallah dapat dikendalikan sesuai sasaran, 3% plus minus 1%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat menyampaikan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) yang disiarkan melalui saluran YouTube Bank Indonesia, Rabu (26/1/2022).
Dalam menghadapi tekanan terhadap nilai tukar rupiah, dia menjelaskan bahwa BI bekerja sama dengan Kementerian Keuangan.
“Nilai tukar memang akan menjadi tekanan tahun ini, tapi komitmen kami untuk menjaga stabilitas nilai tukar berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan,” tuturnya.
Perry menjelaskan ancaman terhadap inflasi dan nilai tukar diakibatkan tekanan global yang meningkat. BI akan mengarahkan kebijakan moneternya untuk menjaga stabilitas.
“Kebijakan moneter memang akan kami lebih arahkan untuk stabilitas, menjaga inflasi dan tentu saja stabilitas nilai tukar karena tekanan global yang meningkat,” tambahnya.
Berdasarkan asumsi makro yang ditetapkan pada APBN 2022, inflasi dipatok 3% dan nilai tukar Rp 14.350 per dolar AS.
Disarikan oleh P.