Belasan ledakan terdengar di pusat kota Kiev, ibu kota Ukraina. Sirene serangan udara pun meraung-raung. Serangan rudal Rusia di ibu kota Ukraina dan sekitarnya dilaporkan semakin intensif.
Dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Sabtu (5/3/2022), saksi mata Reuters di pusat kota berpenduduk 3,4 juta orang itu tidak dapat segera memastikan penyebab ledakan pada Jumat (4/3) waktu setempat itu.
Namun, ledakan-ledakan seperti itu lebih sering terdengar daripada beberapa hari terakhir dan beberapa ledakan bahkan lebih keras. Belum ada laporan mengenai korban.
Meskipun belum ada serangan besar yang diluncurkan ke Kiev, tapi ibu kota telah digempur dan pasukan Rusia melepaskan tembakan sengit untuk mencoba mematahkan perlawanan di kota terdekat, Borodyanka.
Rekaman drone dari kota itu ke wilayah barat laut Kiev pada hari Kamis (3/3) menunjukkan rumah-rumah yang rata dengan tanah, dan blok-blok apartemen yang rusak parah, dengan beberapa rumah hangus dan masih terbakar. Kendaraan militer yang terbakar berserakan di jalan-jalan utama.
Ratusan ribu penduduk telah meninggalkan ibu kota ke tempat yang relatif aman di sebelah barat Ukraina dan negara-negara tetangga. Namun, masih banyak yang bertahan di ibu kota.
Liliya, seorang wanita yang mengenakan mantel hitam dan menunjuk ke puing-puing rudal, mengatakan Moskow bersalah atas “genosida” terhadap Ukraina.
“Para makhluk haus darah ini datang untuk membunuh kami,” katanya.
Di dekatnya, Igor Leonidovich, seorang pria berkacamata berusia 62 tahun, juga mengutuk invasi Rusia. “Mereka semua (penyerbu Rusia) harus pergi ke neraka,” katanya. “Saya tidak percaya apa yang saya lihat dengan mata kepala sendiri. Situasinya memburuk untuk semua orang,” tuturnya.
Rusia mengatakan tindakannya di Ukraina adalah “operasi khusus” yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Disarikan oleh P.