Pemerintah provinsi DKI Jakarta melaporkan tren penurunan jumlah sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang saat hari raya Idul Fitri 1444 H. Tapi, jumlah sampah telah mengalami peningkatan usai libur Lebaran 2023.
“Tren jumlah sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang menurun saat hari H dan H+1 lebaran, dan akan kembali meningkat saat libur lebaran usai,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, tanggal 27-04-23.
Dalam data yang dihimpun oleh Dinas LH DKI Jakarta, jumlah tonase sampah saat H-1 Lebaran mencapai 8.932 ton. Namun angka itu mengalami penurunan keesokan harinya, tepatnya saat hari raya Idul Fitri menjadi 1.987 ton.
Berikut rincian lengkapnya:
Pra-Lebaran 2023
H-6: 6.630 ton
H-5: 7.430 ton
H-4: 8.399 ton
H-3: 9.325 ton
H-2: 8.327 ton
H-1: 8.932 ton
Lebaran 2023
H: 1.987 ton
Pasca-Lebaran 2023
H+1: 2.344 ton
H+2: 4.096 ton
H+3: 5.025 ton
Asep menambahkan, sejak H-4, Satuan Pelaksanaan Lingkungan Hidup Kecamatan dan pengemudi truk sampah telah diinstruksikan untuk mengosongkan tempat penampungan sampah sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta. “Sehingga H-4 sampai dengan H-1 sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang meningkat, kemudian sampah menurun saat H dan H+1 Hari Raya,” ungkapnya.
Strategi pengosongan TPS ini, kata dia, dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur Lebaran. Selain itu, agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.
“Sampah jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” terangnya.
Tahun ini, warga Jakarta melakukan mudik seperti sebelum Pandemi. Asep memprediksi puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7 hingga H+9 Lebaran 2023.
“Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, dan H+9, setelah itu kembali ke rata-rata timbulan normal,” kata Asep.
Dinas Lingkungan Hidup melakukan antisipasi peningkatan tonase tersebut. Pada saat tukang gerobak sampah yang ikut mudik dan telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke TPS.
“Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+9 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal,” ungkapnya. Disarikan Oleh MSLP
Sumber