Kampus widuri di jakarta mengalami penurunan pendaftaran calon mahasiswa baru lantaran banyak calon pendaftar yang memutuskan menunda kuliah tahun depan akibat pandemi. Pandemi covid-19 membuat pelaksanaan PMB beradaptasi dengan mekanisme seleksi daring hal ini membuka peluang penjaringan camaba menjadi lebih luas karena pendaftar tidak diwajibkan datang ke kampus , cukup mengunggah persyaratan pendaftaran via daring.
Namun , hal itu tidak serta membuat kampus widuri tersebut dibanjiri peminat. Adanya pademi yang membuat perkuliahan beralih ke metode jarak jauh dan dilakukan secara daring itu membuat calon pendaftar niatnya mendaftar kuliah. Pandemi tak begitu mempengaruhi mekanisme PMB, karena seleksinya bisa dilakukan secara daring. Apa lagi memiliki jalur PMB yang terbilang sederhana yaitu hanya mensyaratkan nilai rapor SMA.
Yang menjadi kendala utama justru minat pendaftar, terutama orang tua camaba. Perkuliahan daring ini masih sulit diterima kalangan orang tua camaba sehingga kebanyakan dari mereka meminta anaknya tidak mendaftar kuliah terlebih dahulu. Rupanya pengaruh ada di orang tuanya. Pertama, orang tua tidak mau melepas anaknya untuk kuliah jauh dari rumah karena pademi. Yang kedua, orang tua menunda kuliah anaknya karena banyak yang nggak memahami kuliah daring. Menurut mereka, kuliah daring kok bayar. Selanjutnya, keterbatasan sinyal internet untuk kuliah daring juga jadi kendala. Lebih lanjut kemampuan ekonomi orang tua yang tengah menurun pada pandemi ini membuat mereka belum melepas anaknya untuk kuliah .
“Tulisan ini adalah bagian dari tugas dan pembelajaran kelas Komunikasi massa dan Media Baru. Apabila ada kesalahan atau kekurangan mohon di maafkan” – Faiq Zulfikri NIM : 192181009.
