Pengurus Wilayah dan Cabang Nahdlatul Ulama se-Sumatera Selatan kompak mendukung KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjadi Ketua Umum PBNU. Untuk diketahui PBNU bakal menggelar Muktamar NU pada 23-25 Desember 2021 dengan agenda pemilihan ketua umum baru.
“Seluruh PCNU se-Sumsel mendoakan Gus Yahya mudah-mudahan Desember 2021 (saat muktamar NU) menjadi ketua umum PBNU,” kata Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi dalam keterangannya, Jumat (8/10/2021).
Tak hanya mendukung Gus Yahya, PWNU dan PCNU se-Sumatera Selatan juga mendoakan dan mendukung KH Miftachul Ahyar kembali menjadi Rois Aam PBNU.
“Sekali lagi kita doakan Gus Yahya menjadi Ketum PBNU dan KH Miftachul Ahyar menjadi Rois Aam PBNU. Alfatihah,” ujar KH Amiruddin.
Wakil Rois Syuriyah PWNU DKI KH Nusron Wahid yang langsung hadir ke Palembang menyatakan, dalam menghadapi disrupsi dakwah dan metamorfosis gerakan mutlak dibutuhkan regenerasi di dalam kepemimpinan NU mendatang.
“Kita menghadapi adanya bonus demografi. Lahan dakwah kita adalah usia 45 tahun ke bawah, yang membutuhkan tantangan mengenai pola berdakwah secara digital. Ini butuh pikiran yang fresh. Butuh anak muda yang bisa mengayomi dan punya basis pesantren yang kuat, tapi juga mampu menyerap arus perubahan modern,” katanya.
“Bahwa NU mendatang mutlak dipimpin yang muda. PBNU memerlukan perubahan kepemimpinan yang lebih fresh,” kata Nusron.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini mengatakan, peta demografi dunia saat ini didominasi kaum muda sehingga lahan dakwah NU-pun juga di lingkungan anak muda. Selain harus muda dan energik, kepemimpinan PBNU juga harus berbasis pesantren namun tidak ketinggalan dengan dunia modern.
“Setelah dipilah, Gus Yahya ini yang pas. Bahkan Kiai Sepuh Lirboyo, Ploso, Sidogiri, Madura menjatuhkan pilihan ke Gus Yahya. Saya yakin sudah melalui proses yang tuntas, Selain menggunakan akal tapi juga menggunakan justifikasi spiritual yakni jalur istikharah,” kata Nusron.
Sementara itu, Gus Yahya yang mengikuti silaturahmi dengan daring mengajak semua kekuatan di NU bergabung untuk membawa dan merumuskan perubahan di NU. Gus Yahya berbicara NU sebagai kekuatan besar.
“Saya ingin mengajak bergabung dengan kami, bergabung dengan berbagai wilayah di Indonesia untuk bersama-sama mendorong pembaharuan peradaban yang dipimpin NU,” kata Gus Yahya.
“Tidak ada satu pihak pun di dunia ini yang tidak ingin bekerja sama dengan NU. Bukan hanya pemerintah, politisi pengusaha semua ingin bekerja sama karena tahu NU merupakan kekuatan yang besar,” sambung dia,
Di akhir sambutannya, Gus Yahya menyampaikan kutipan pendiri NU KH Hasyim Asyari.
“Barang siapa mau merawat NU, maka dia akan aku anggap sebagai santriku. Barang siapa menjadi santriku aku akan mendoakan semoga dikaruniai khusnul Khotimah,” kata Gus Yahya yang juga Katib Aam PBNU ini.
Disarikan oleh P.