Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menggarisbawahi semangat guru sepanjang pandemi COVID-19 dalam Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2021, Kamis (25/11/2021).
Menteri Nadiem menuturkan terima kasih bagi para guru se-Indonesia yang terus berjuang dan beradaptasi demi murid kendati terpuruk secara ekonomi, kesehatan, dan batin.
“Guru mau tidak mau mendatangi rumah pelajar untuk memastikan murid mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang tidak mereka kenal. Guru menyederhanakan kurikulum untuk memastikan anak murid mereka tidak di bawah tekanan,” kata Nadiem.
“Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin bosan, semakin kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis pembelajaran jarak jauh, tetapi juga tekanan ekonomi dalam memperjuangkan keluarga agar bisa makan. Sangat wajar jika guru terdemotivasi. Tapi ada fenomena yang tidak terkira,” imbuhnya.
Nadiem mengatakan, alih-alih surut semangat dan putus asa, ia mendapati para guru terus bersemangat dengan berbagai terobosan. Ia mencontohkan, saat menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, di rumah guru penggerak di Yogyakarta, dan bersama santri di Jawa Timur, para guru dan murid bersemangat bercerita tentang terobosan yang diinginkan di sekolahnya.
“Mereka (juga) membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok dengan mereka. Mereka semangat memuji dan mengkritik kebijakan dengan nurani mereka. Dari situ saya baru menyadari, pandemi tidak memadamkan semangat para guru, tapi menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan dan kami mendengar,” tuturnya.
Nadiem menuturkan, harapan-harapan para guru mengubah Merdeka Belajar dari sebentuk kebijakan menjadi suatu gerakan. Perubahan yang diharapkan para guru tersebut, kata Nadiem, mencakup kesempatan adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi, akses ke teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis, kurikulum sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan setiap murid yang berbeda-beda.
Nadiem menambahkan, guru Indonesia juga menginginkan pemimpin sekolah yang berpihak pada murid alih-alih birokrasi. Di samping itu, ia mendapati keinginan para guru untuk merdeka berinovasi tanpa dijajah keseragaman.
Ia mencontohkan, kebijakan Merdeka Belajar terkait penyederhaan kurikulum yang berinteraksi dengan harapan para guru tersebut berhasil melahirkan inovasi pembelajaran. Menurut Nadiem, gerakan ini makin kuat seiring ujian yang dihadapi bersama.
“Gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang berani melangkah ke depan, menuju satu tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu saya tidak akan menyerah memperjuangkan merdeka belajar untuk mencerahkan kehidupan guru dan masa depan guru se-Indonesia,” kata Nadiem.
“Terima kasih sebesar-besarnya pada semua guru di Nusantara. Atas pengorbanan dan ketangguhannya, Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda,” imbuhnya.
Disarikan oleh P.