Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui larangan mudik Lebaran tahun ini tidak berhasil 100 persen. Akan tetapi, dia juga enggan menganggap gagal.
Diketahui, pemerintah menetapkan larangan mudik Lebaran guna menghindari lonjakan kasus corona (Covid-19) di tanah air sepanjang 6-17 Mei.
“Memang kebijakan peniadaan mudik ini tidak berhasil 100 persen, tapi bukan berarti gagal sama sekali. Secara umum sudah bagus,” kata Muhadjir dalam keterangan resminya yang dikutip Senin (17/5).
Muhadjir mengatakan bahwa pemerintah telah mengevaluasi pelaksanaan larangan mudik lebaran tahun ini. Termasuk membandingkan data penanganan pelarangan mudik tahun lalu.
Ia menilai secara umum aturan tersebut telah berjalan cukup baik meski tidak berhasil 100 persen.
“Termasuk jalur-jalur tikus dan kita pelajari secara detail. Kemudian modus operandi mereka yang nekat dengan cara-cara yang menurut mereka kreatif tapi sebetulnya itu tidak terbukti juga sudah kita antisipasi,” kata dia.
Selain itu, Muhadjir mengatakan pemerintah pun telah menyiapkan langkah dalam mengantisipasi kedatangan pemudik atau arus balik.
Ia memastikan antisipasi dilakukan tidak hanya di Ibu Kota Provinsi DKI Jakarta, tetapi juga di beberapa pusat kota termasuk masing-masing ibu kota provinsi.
“Ini semua sudah kita hitung termasuk ibu kota di setiap provinsi yang nanti juga akan menjadi tujuan arus balik. Ini sudah kita hitung betul, mudah-mudahan nanti perhitungan kita mendekati benar,” ujar dia.
Muhadjir turut mengutip data dari kepolisian yang menunjukkan jumlah pemudik tahun ini sekitar 1 juta orang. Jumlah tersebut, klaim dia, berkurang signifikan dibandingkan tahun lalu dan menandakan aturan peniadaan mudik berjalan cukup efektif.
Pemerintah, lanjutnya, juga telah mempersiapkan berbagai fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19 usai libur lebaran. Misalnya penambahan tempat tidur rumah sakit, ruang ICU, serta ketersediaan oksigen.
Kementerian Kesehatan pun telah menambah jumlah pelacak atau tracer dari 5 ribu menjadi 100 ribu orang.
“Mudah-mudahan ini akan bisa lebih mengefektifkan untuk mencegah terjadinya penyebaran varian baru yang sudah berada di Singapura, Malaysia, Filipina, dan mudah-mudahan tidak sampai seperti yang terjadi di negara yang sangat parah,” kata dia.