Menyusul Molnupiravir, perusahaan farmasi Pfizer baru-baru ini mengumumkan hasil uji klinis obat oral COVID-19 mereka. Diklaim mencegah risiko kasus rawat inap dan kematian akibat Corona hingga 89 persen termasuk pada lansia.
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut Indonesia selalu membuka peluang terhadap obat atau vaksin COVID-19 yang menjanjikan. Tidak menutup kemungkinan jika pemerintah membeli obat besutan Pfizer, Paxlovid, seperti penjajakan yang dilakukan pada Molnupiravir.
“Tentunya kita akan mengupayakan akses obat yang memang terbukti memberikan manfaat untuk pengobatan COVID-19,” beber dr Nadia.
Meski begitu, dr Nadia masih menunggu hasil uji klinis dan riset lebih lanjut dari pil Paxlovid besutan Pfizer.
Dikutip dari France24, Pfizer belum mengungkap harga pil obat COVID-19 mereka. Namun, perusahaan berjanji penetapan harga akan ‘terjangkau’ di masyarakat luas, dan ada pendekatan penetapan harga berjenjang berdasarkan tingkat pendapatan negara.
Hasil studi Paxlovid menunjukkan obat atau pil COVID-19 mereka hampir 90 persen efektif mencegah kasus rawat inap hingga risiko kematian pada dewasa dan lansia. Ada 1.219 pasien Corona yang terlibat memiliki gejala ringan hingga sedang, dan beberapa dari mereka yang mengikuti riset mempunyai faktor risiko keparahan infeksi seperti obesitas dan lansia.
Dalam riset juga ditemukan pada analisis pemberian obat selama 28 hari, tidak ada pasien yang meninggal dunia. Pil atau obat COVID-19 ini diberikan tiga hari kepada pasien yang mengalami gejala.
“Data ini memperlihatkan bahwa kandidat obat antivirus kami, bila disetujui oleh pihak berwenang, berpotensi menyelamatkan nyawa pasien, mengurangi tingkat keparahan gejala akibat infeksi COVID-19, dan mengurangi hingga sembilan dari sepuluh kasus rawat inap,” kata Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla, dikutip dari Reuters. Disarikan Oleh MSLP