Faktual.Id – Kamis, 05 November 2020
Pemilihan presiden Amerika Serikat yang di gelar pada 03 November 2020 lalu, mengunggulkan kandidat calon presiden Joe Biden.
Calon presiden (capres) dari Partai Demokrat Joe Biden pada Rabu (4/11/2020) malam waktu setempat semakin meyakinkan untuk melenggang ke Gedung Putih setelah memenangi Michigan dan Wisconsin. Namun kemenangan Biden tersebut ditanggapi capres petahana dari Partai Republik Donald Trump dengan kemarahan, tim kampanyenya menuntut untuk menangguhkan penghitungan suara.
Dalam pidato singkatnya di televisi nasional yang didampingi calon wakil presiden (cawapres) Kamala Harris, Biden mengatakan belum akan mengumumkan kemenangannya. Namun dia meyakini jika penghitungan suara selesai, dia “yakin akan memenanginya” sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (5/11/2020). Dengan mengambil alih Michigan dan Wisconsin, Biden meraup 264 electoral voice (suara elektoral), sedangkan Trump dilaporkan memperoleh 214 suara elektoral.
Sementara itu, sejumlah negara bagian lain belum rampung menghitung pemungutan suara seperti Nevada, Georgia, North Carolina, dan Georgia. Jika Biden memperoleh enam suara di Nevada, atau bahkan memenangi negara bagian kunci Pennsylvania, maka Biden akan meraup 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk mengambil alih Gedung Putih. Trump menuduh penghitungan suara telah dicurangi, sementara Biden berusaha untuk terlihat tenang.
“Saya tahu betapa dalam dan sulitnya berbeda pandangan di negara kita dalam banyak hal,” kata Biden sebagaimana dilansir dari AFP. “Tapi saya juga tahu ini juga: untuk membuat kemajuan kita harus berhenti memperlakukan lawan kita sebagai musuh. Kita bukan musuh. Apa yang menyatukan kita sebagai orang Amerika jauh lebih kuat daripada apa pun yang dapat memisahkan kita,” tambah Biden.
Outlet media AS melaporkan Michigan dimenangi oleh Biden di mana dia meraup sekitar 120.000 suara. Sebelumnya, Biden mengklaim Wisconsin, dengan keunggulan tipis dari Trump. Dengan memenangi Michigan, Wisconsin, dan Arizona, Biden telah mengambil alih negara bagian yang dimenangkan Trump dalam pilpres 2016.
Trump mengklaim telah dicurangi
Namun, Trump mengklaim kemenangan secara sepihak dan menjelaskan bahwa dia tidak akan menerima hasil yang dilaporkan, mengeluarkan keluhan tentang kecurangan. “Kerusakan telah terjadi pada integritas sistem kita, dan pada Pemilihan Presiden itu sendiri,” tulisnya di Twitter, menuduh tanpa memberikan bukti atau penjelasan bahwa ada surat suara yang secara diam-diam telah ditambahkan di Michigan.
Tim Kampanye Trump mengajukan gugatan di Michigan, Pennsylvania, dan Georgia dan menuntut penghitungan ulang di Wisconsin. Di Michigan, Tim Kampanye Trump mengajukan gugatan untuk menghentikan penghitungan suara dengan mengatakan bahwa “pengamat” mereka tidak diizinkan untuk melihat dari jarak dekat.
Di Detroit, kerumunan pendukung Trump yang sebagian besar berkulit putih meneriakkan “Hentikan penghitungan!” dan mencoba menerobos masuk ke kantor pemilihan sebelum dicegah oleh keamanan.
Tim Kampanye Trump mengatakan pihaknya juga menuntut untuk menghentikan penghitungan suara di Pennsylvania .
Mereka juga menuntut penghitungan ulang di Wisconsin, mengutip “penyimpangan” yang tidak disebutkan.
Pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, menuduh Partai Demokrat telah berbuat curang namun dia tidak memberikan bukti. “Ini adalah cara mereka ingin menang. Kami tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja,” kata Giuliani kepada wartawan di Philadelphia, Pennsylvania.
Manajer Tim Kampanye Trump, Bill Stepien, mengklaim bahwa mereka telah menang di Pennsylvania meskipun surat suara masih dihitung.
‘Kita harus bersabar’
Pemilu AS direspons oleh keprihatinan dunia internasional.
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer memperingatkan adanya “situasi yang sangat eksplosif” yang dapat menciptakan “krisis konstitusional.” Selain itu, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan bukti kecurangan dalam pemilu AS. OSCE menambahkan “tuduhan tak berdasar” dari Trump akan mengikis kepercayaan pada demokrasi.
Kontestasi pilpres yang paling krusial di AS kemungkinan akan berakhir di Pennsylvania, di mana keunggulan Trump telah menyempit menjadi 200.000 suara. “Kita harus bersabar. Itu semua (surat suara) akan dihitung secara akurat dan akan dihitung sepenuhnya,” kata Tom Wolf, Gubernur Pennsylvania dari Partai Demokrat.
Perlombaan menuju Gedung Putih juga semakin di Georgia, sebuah negara bagian yang pernah dianggap sebagai Republikan yang solid, di mana Trump hanya memperoleh di bawah 40.000 suara.
“Tulisan ini adalah bagian dari tugas dan pembelajaran kelas Manajemen Media Digital. Apabila ada kesalahan atau kekurangan mohon di maafkan” – Rika Nurseptiani W MMD6