Calon wakil presiden (cawapres) nomor 2, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan media asing usai mengikuti debat keempat pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Minggu (21 Januari 2024).
Sikap Gibran tersebut dinilai tidak sopan karena ia membuat isyarat yang tidak perlu dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan menyesatkan yang menghalanginya untuk tampil menonjol dalam perdebatan.
Sebaliknya, penampilannya mendapat sorotan masyarakat Indonesia yang mengungkapkan kritik dan kekecewaan melalui akun media sosial X, dulunya Twitter.
Sehari sejak debat cawapres kedua itu berlangsung, tanda pagar Gibran berada di jajaran teratas topik pencarian Indonesia.
Lantas apa ulasan sejumlah media asing soal sikap Gibran selama debat Pilpres kemarin?
Kata media asing soal sikap Gibran
Dirangkum sejumlah pemberitaan yang menyoroti sikap putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu selama debat keempat berlangsung:
1. Channel News Asia: Sikap Gibran terkesan kasar
Media Singapura, Channel News Asia menyoroti sikap Gibran melalui artikel berjudul “Dent in public hype over Indonesia VP candidate Gibran after ‘rude’ gesture against opponent in live debate” yang tayang pada Senin (22/1/2024).
Sikap Gibran disebut dinilai kasar selama debat berlangsung. Hal itu kontras dengan debat cawapres pertama yang berlangsung pada Desember 2023.
Gibran menunjukkan gestur merunduk dan pura-pura mencari barang yang hilang ketika menanggapi jawaban Mahfud MD, lawannya yang menjadi cawapres nomor urut 3.
“Saya mencari jawaban Prof Mahfud. Saya sedang mencari (jawabannya tetapi) kok saya tidak dapat menemukannya?” tanya Gibran.
Saat itu, Gibran tengah menanyakan soal greenflation kepada rivalnya. Menurut Gibran, jawaban Mahfud tidak sesuai dengan pertanyaannya.
Gestur yang ditunjukkan Gibran itu sempat membuat ketegangan saat debat berlangsung. Sebab Mahfud merespons dengan tidak mau menjawab pertanyaannya.
“Kalau ada akademisi menanyakan pertanyaan seperti itu, tidak ada gunanya dijawab. Tidak ada gunanya menjawab,” balasnya.
Mahfud beralasan, bahwa pertanyaan itu bersifat gimik dan receh.
Momen itu viral di media sosial X dalam bentuk potongan video. Warganet menyebut bahwa Gibran tidak sopan terhadap Mahfud MD.
2. Nikkei Asia: Gibran pakai istilah tidak umum agar terlihat cerdas
Media Jepang, Nikkei Asia ikut menyoroti hasil debat Pilpres keempat di Indonesia dengan menerbitkan artikel berjudul “Indonesia election race heats up over Jokowi’s nickel strategy” pada Senin (22/1/2024).
Dalam artikel itu, debat yang membahas soal pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, dan ketahanan pangan, menyinggung soal strategi industri nikel pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pabrik peleburan nikel yang menjamur di Indonesia dikendalikan oleh perusahaan China. Namun, aktivitas industri tersebut menuai sorotan karena berdampak buruk bagi lingkungan dan keselamatan para pekerjanya.
Hal ini imbas ledakan smelter di kompleks industri nikel yang menewaskan 21 korban di Sulawesi pada Desember 2023.
Gibran, putra sulung Jokowi yang dipandang akan meneruskan kebijakan-kebijakan pertahanan menanggapi dengan mengatakan bahwa ia tidak akan pernah lelah mengadvokasi industrialisasi di sektor pertambangan dan pertanahan.
“Melalui hilirisasi, kita akan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah… meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri (dan) membuka lapangan kerja sebanyak mungkin,” katanya.
“Tentu saja, dalam pelaksanaannya, kami memikirkan aspek lingkungan, keberlanjutan, dan sosial,” imbuh dia lagi.
Artikel tersebut juga menyoroti sikap Gibran selama debat yang berupaya tampil pintar dengan menggunakan istilah-istilah teknis yang tidak umum.
Penggunaan istilah teknis itu disebut sebagai upaya untuk membuat lawannya seolah-olah terlihat bodoh. Namun, strategi itu justru menjadi bumerang baginya.
Beberapa istilah tidak umum yang dilontarkan Gibran dalam debat adalah greenflation dan baterai lithium ferro phosphate (LFP), alternatif baterai EV berbasis nikel yang mulai populer, terutama di China.
3. SCMP: Gibran gunakan pertanyaan menjebak
South China Morning Post menyoroti sikap Gibran yang terkesan tidak sopan melalui artikel berjudul “Indonesia election 2024: Gibran resorts to ‘gotcha questions’, jargon in VP debate in bid to trip up rivals” yang terbit pada Senin (22/1/2024).
Disebutkan bahwa sepanjang debat, Gibran menggunakan jargon dan singkatan asing yang menjebak saat melempar pertanyaan ke lawannya, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.
Para pengamat mengatakan, taktik tersebut berhasil diterapkan Gibran pada debat cawapres pertama kali sehingga membingungkan rivalnya yang secara usia sudah lebih tua.
Namun, pada debat cawapres kedua itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerapkan aturan baru di mana penggunaan istilah asing harus dilengkapi dengan definisinya.
Kendati demikian, aturan itu seolah tidak membuat Gibran gentar. Dia tetap menggunakan istilah greenflation saat bertanya kepada Mahfud MD, cawapres nomor urut 3.
Saat diingatkan untuk menjelaskan istilah tersebut, Gibran berkata: “Saya tidak akan menjelaskan istilah itu kepadanya, karena dia adalah seorang profesor. Greenflation adalah inflasi hijau, sesederhana itu.”
Tidak menyerah, Gibran juga menggunakan istilah asing tentang baterai lithium ferro phosphate (LFP) saat bertanya ke cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
Dosen senior politik Indonesia di Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson berpendapat bahwa apa yang dilakukan Gibran adalah caranya dalam berpegang teguh pada naskah yang sudah matang dan menguraikan lebih banyak kebijakan yang sama.
Dia juga lebih banyak berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal dan bersikap merendahkan lawannya.
Menurut Wilson, kandidat lain tampak lebih siap menangkis istilah asing yang akan dilontarkan lagi oleh Gibran.
Wilson mengatakan, taktik melemparkan pertanyaan menjebak itu justru tidak membuat Gibran tampil menonjol dalam debat keempat Pilpres 2024.
Disarikan Oleh ARS