Faktual.id
Bisnis

Eliminasi Kualitas Pendidikan Di Era Pandemi, Apakah Harus Begitu?

Tak terasa, sudah hampir setahun kita menjalani hidup yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya hampir setiap saat kita semua bercengkrama berkomunikasi bersama tanpa mengenal adanya batasan jarak maupun segala protokol yang mencegah kita untuk saling memeluk erat, tetapi sekarang, sangat berbeda rasanya dan bahkan pasti saja ada beberapa hubungan yang sudah tidak terjalin erat seperti sebelumnya karena tidak adanya jalinan komunikasi yang kita lakukan seperti dahulu.

Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, belanja dari rumah, dan banyak lagi. Semua sudah banyak yang berubah, yang dahulu sangat mudah untuk berkonsultasi kepada guru untuk menanyakan hal yang kurang dimengerti, sekarang hubungan itu terbatas oleh jarak dan jalannya hanya lewat telepon genggam ataupun teknologi yang tersedia sekarang, itupun tergantung ada atau tidaknya sinyal internet. Dahulu, untuk melamar pekerjaan masih bisa ditangani karena perusahaan masih membutuhkan para pekerja, namun sekarang perusahaan hanya mengeliminasi sedikit saja dari sekian banyak pelamar dan pengangguran sudah tidak terkendali. Semua orang dituntut harus mempunyai daya kreatifnya sendiri supaya bisa bertahan hidup melalui itu, tetapi jangan lupa, relasi dalam hal itu juga penting.

Apa kabar para pelajar ?. Apakah semakin terasah daya pikirnya melalui pembelajaran daring ini?. Masa Pandemi ini berkontribusi besar menghambat pertumbuhan cara pikir berpendidikan sekarang. Yang rajin dan ambisius akan terus bertahan di jalannya, sedangkan yang malas akan binasa dan mungkin akan tereliminasi karena sikap masa bodonya sendiri. Semua pelajar akan bertahan sebagaimana mungkin supaya mendapatkan nilai yang mereka inginkan di masa pandemi ini, yang rajin akan bekerja keras untuk melatih daya pikir dan kepintarannya supaya terasah dan bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh gurunya, sedangkan yang malas akan masa bodoh dan untuk mementingkan angka dalam nilai yang dia raih, jalan yang dia pilih tidak lain hanya menyontek dari temannya atau “Google”. Bayangkan jika itu semua terjadi, tetapi tanpa adanya pandemi, mungkin guru akan lebih mudah untuk mengeliminasi siapa yang harus lanjut belajar di tahap selanjutnya atau menahan siswa di tingkatkannya sekarang ataupun mengeliminasinya keluar sekolah.

Pasti. Ada suka dukanya untuk pembelajaran jarak jauh ini, mungkin bagi siswa yang jarak rumahnya jauh dari sekolah akan lebih tenang karena tidak lagi merasakan jantung berdebar gemetar karena takut terlambat, bangun tidur hanya langsung mengecek smartphone dan melihat di jadwal, apakah ada pembelajaran hari ini atau tidak. Tidak lagi terbebani ongkos ataupun waktu yang banyak dikeluarkan seperti dahulu, tapi yang pasti selalu muncul rasa rindu kepada teman-temannya di sekolah, tidak semudah dahulu jika ingin menanyakan pelajaran yang kurang dimengerti hanya langsung ke ruang guru, sekarang mengecek terlebih dahulu guru yang ingin ditanyakan online atau tidak, bayangkan saja jika tidak online dalam waktu jangka panjang, kemanakah dia akan bertanya? . Pelajaran jadi kurang terkontrol seperti dahulu dan pastinya rasa ambisius murid-murid untuk berlatih dan mengerjakan soal yang diberikan guru tidak sesemangat dahulu, walaupun semuanya sangatlah berbeda, tetapi tetap saja parahnya murid akan mementingkan nilai yang dia raih bagaimanapun caranya, rasa hebat dan unggul seperti dahulu musnah.

Pada intinya, walaupun semua sudah berbeda, tergantung diri kita masing-masing, mau berada di jalan yang ujungnya kita akan tereliminasi atau kita akan menjadi seorang pejuang yang akan lanjut di babak selanjutnya, apakah kita akan menjadi pelajar yang benar benar sebagai orang “terpelajar” atau menjadi pelajar yang hanya menggunakan kata “pelajar” hanya untuk nilai semata. Tetapi tetaplah berapi-api dalam mengejar apa yang kamu inginkan, supaya di level selanjutnya kamu akan tetap tangguh.

Salam sehat selalu.

Penulis: Endro Aji/ Mahasiswa STISIP Widuri

Related posts

Abainya Protokol Kesehatan

Tim Kontributor

Menambah penghasilan di saat masa pandemi untuk para mahasiswa

Tim Kontributor

Ini Dia Manager Pertamina Yang Punya Paman Seorang Presiden

Tim Kontributor

Leave a Comment