Tingkat popularitas makanan organik beberapa tahun belakangan ini terus meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan kesadaran untuk hidup sehat dengan mengubah gaya hidup dan pola makan.
Makanan organik ini ialah bahan pangan yang ditanam tanpa sebagian besar pupuk dan pestisida sintetis. Sementara untuk produk hewani nya sendiri adalah yang bebas antibiotik dan hormon. Tren konsumsi makanan organik ini pun akhirnya membuat swalayan dan rumah makan menawarkan jenis makanan ini sebagai menu makan baru.
Walaupun memiliki harga yang lebih mahal, makanan organik sering dinilai lebih bergizi dan lebih aman dibanding bahan pangan reguler.
Namun, pertanyaannya, benarkah makanan organik lebih sehat?
Ternyata makanan organik tidak lebih sehat dalam hal nutrisi. Ini artinya, Anda masih bisa mendapatkan berbagai manfaat kesehatan yang sama dengan bahan pangan reguler. Hal serupa juga dijelaskan oleh David Klurfeld, PhD, Ketua Departemen Ilmu Gizi dan Pangan di Wayne State University AS.
“Sangat sedikit informasi tentang hasil kesehatan aktual dengan mengonsumsi produk pangan organik,” kata Klurfeld dikutip dari Web MD. “Kami tidak cukup tahu untuk mengatakan bahwa yang satu (makanan organik) lebih baik dari yang lain,” tutur nya.
Meskipun tidak terbukti lebih baik secara nutrisi, tapi ada pendapat bahwa konsumsi makanan organik jauh lebih aman dibanding bahan pangan reguler. Hal ini terkait dengan penggunaan pestisida dan pupuk sintetis.
“Jika Anda berbicara tentang pestisida, buktinya cukup meyakinkan ( makanan organik lebih aman). Peluang Anda mendapatkan residu pestisida jauh lebih sedikit dalam makanan organik,” ucap John Reganold, Profesor Ilmu Tanah di Washington State University.
Berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA), makanan organik sendiri memiliki lebih sedikit residu pestisida dibandingkan dengan produk yang ditanam secara konvensional. Keuntungan dari jumlah residu yang lebih sedikit dalam pangan organik ini adalah menurunkan risiko terkait gangguan perkembangan saraf dan kanker.
Meski begitu, jumlah (residu) kedua jenis bahan pangan tersebut berada dalam tingkat konsumsi yang aman. Selain itu, pestisida sintetis bukanlah satu-satunya ancaman dalam keamanan pangan. Justru yang perlu diwaspadai dalam bahan pangan adalah racun alami yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri. Ketika produksi pangan organik menjauhi insektisida dan herbisida sintetis, tanaman organik mungkin akan menghadapi lebih banyak hama dan gulma.
Adapun kabar buruknya yakni, hal ini dapat membuat tanaman organik menghasilkan lebih banyak racun. Salah satu contoh racun alami yang dihasilkan tanaman itu sendiri adalah solanin. Solanin ini ialah zat yang diproduksi oleh kentang saat berubah menjadi hijau. Zat ini dapat membuat pengonsumsinya sakit jika menelannya terlalu banyak. Masalah keamanan lain dari pangan organik adalah penggunaan pupuk kandang. Beberapa ahli khawatir penggunaan pupuk kandang ini meningkatkan risiko kontaminasi mikroba seperti E. coli. Sumber