Jakarta – Keras di dalam dan di luar lapangan, agaknya jadi kalimat yang tidak terlalu berlebihan untuk menggambarkan Liga Inggris sebagai salah satu liga sepakbola terbesar di Benua Biru. Bukan sekedar mengandalkan taktik, kecepatan dan kekuatan fisik benar-benar tersaji dalam setiap laganya.
Sedangkan di luar lapangan? Sama saja, yang terbaru adalah kabar resmi dipecatnya Frank Lampard dari kursi pelatih Chelsea. Kalau melihat sepak terjang Lampard bersama The Blues, kurang lebih 13 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk mengenal luar-dalam dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klub tersebut.
Belum lagi selama Lampard berlaga, Chelsea berhasil menorehkan berbagai prestasi besar dan mengukuhkan diri sebagai salah satu tim elit di Eropa. Namun sayangnya, klasemen 9 tidak memberikan waktu yang lebih panjang untuk Lampard melatih Chelsea. Ini belum termasuk dengan besarnya gelontoran dana untuk memenuhi kebutuhan sang pelatih demi membentuk tim yang kuat.
Hadirnya Kai Havertz dan beberapa nama besar di starting eleven, dianggap kurang memberikan kontribusi maksimal untuk tim. Belum lagi ekspektasi Roman Abramovich yang tidak bisa terpenuhi, membuat Lampard dengan mudah didepak dari kursi kepelatihan klub yang sudah dibelanya sejak lama.
Bagi para fans Chelsea, jelas bukan hal yang mudah mengingat Lampard adalah pemain besar yang setia membela nama klub selama satu dekade lebih. Hanya saja kalau mengingat posisinya yang saat ini menjalani debut sebagai pelatih, jelas sejarah yang sudah ditorehkan Lampard tidak mampu memenuhi sang pemilik klub.
Penulis : Rian Wahyudi Putra Nteseo, Mahasiswa STISIP WIDURI