Jakarta –
Tanggal 13 Oktober kerap diperingati sebagai Hari Tanpa Bra atau No Bra Day setiap tahunnya. Momen ini dirayakan untuk mengedukasi tentang penyakit kanker payudara sekaligus menghormati pejuang kanker payudara.
No bra day tentunya bukan ajang untuk memamerkan payudara tetapi meningkatkan kesadaran perempuan mengenai bahaya kanker payudara dengan tidak memakai bra selama sehari.
Sejarah No Bra DayNo bra day awalnya dirayakan setiap tanggal 9 Juli. Namun dipindahkan ke 13 Oktober bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara.
Hari tanpa bra ini awalnya bernama BRA Day, akronim dari Breast Reconstruction Awarness yang digagas oleh bedah plastik asal Kadana, Mitchell Brown, sejak 2011. BRA Day dibuat untuk mendorong penyintas kanker payudara agar mempertimbangkan melakukan operasi rekonstruktif.
No Bra Day sendiri tidak diakui secara resmi oleh organisasi penelitian kanker manapun dan bukan bagian resmi dari Bulan Kesadaran Kanker Payudara oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski demikian, perayaan ini secara tidak langsung bertujuan untuk mengumpulkan dana pencegahan kanker.
Di hari tanpa BH, perempuan diajak untuk berpartisipasi dalam gerakan periksa payudara sendiri untuk mendeteksi benjolan yang merupakan gejala kanker payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan dengan mengecek benjolan atau perubahan yang terdapat pada payudara. Periksa area payudara mulai dari puting hingga sekitar ketiak.
Picu kontroversi
No Bra Day bukan soal ajang pamer payudara. Beberapa kelompok merayakannya untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya kanker payudara. Meski demikian bukan berarti ada kaitan antara memakai bra dan kanker payudara.
Meski banyak dikaitkan dengan kanker payudara dan ajang No Bra Day, spesialis kesehatan payudara Cassann Blake, MD, mengatakan pemakaian bra tidak meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.
“Dari sudut pandang kanker payudara, mengenakan bra tidak mempengaruhi risiko kanker payudara. Saya pernah ditanya apakah bra berkawat dapat mempengaruhi risiko kanker payudara seseorang dan ternyata tidak,” jelasnya dikutip dari Cleveland Clinic. Disarikan DIS Sumber