Faktual.id
RAGAM INFO

Tindak Lanjut Hal Keributan Pengguna KRL di Gerbong Wanita

JAKARTA – Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba menjelaskan tindak lanjut keributan antar penumpang KRL.

Anne menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu 22 Februari 2020 malam hari di KRL KA 1204 pemberangkatan Stasiun Jakarta Kota menuju Stasiun Bogor.

Sejak peristiwa ini, PT KCI telah melakukan sejumlah tindak lanjut termasuk menghubungi korban.

Hingga saat ini KCI telah mengumpulkan keterangan langsung dari petugas pengawalan kereta (walka) dan sudah mengontak korban. Dalam rangkaian KA 1024 tujuan Bogor, terdapat empat orang petugas yang mengawal perjalanan untuk menertibkan situasi di kereta dan menjaga keamanan para pengguna.

Dari keterangan para petugas walka, pengguna yang melakukan tindakan di video itu naik dari Stasiun Jakarta Kota. Sehubungan kondisi kereta yang tidak padat, petugas dapat melakukan patroli di dalam rangkaian secara bergantian.

Dalam perjalanan dari Stasiun Tanjung Barat ke Stasiun Lenteng Agung: Petugas mengingatkan mengenai barang bawaan pelaku, namun Ia menolak. Sejumlah pengguna lain ikut bereaksi dan mengingatkan.

Kereta berhenti di Stasiun Universitas Pancasila: Sesuai SOP yang ada, walka turun saat prosevs buka tutup pintu kereta di Stasiun untuk mengamankan naik turun pengguna. Saat itu, pelaku tiba-tiba menghampiri pengguna yang ada di depannya dan melakukan tindakan penganiayaan.

Ketika pintu sudah menutup, petugas walka kembali naik kereta kemudian berusaha melerai dengan sopan dan tetap berusaha melindungi korban. Peristiwa berlangsung selama lebihkurang satu menit.

Kereta Berangkat dari Universitas Pancasila: Petugas memindahkan pengguna jasa tersebut dan mencarikan tempat duduk di lokasi lain, serta berusaha menenangkan. Kondisi di kereta kembali kondusif juga atas dukungan pengguna jasa lain. Petugas tetap mengawal perjalanan agar tidak terjadi kericuhan lanjutan.

Pengguna jasa kemudian menyampaikan kondisinya baik dan petugas kembali memastikan, sementara pelaku aksi juga sudah kembali tenang.

11 Kereta berhenti di Stasiun Bojonggede: Pelaku maupun pengguna jasa tersebut turun di stasiun yang sama. Petugas walka memastikan keduanya melewati rute yang berbeda untuk keluar dari stasiun.

Hingga saat ini , PT KCI masih berusaha bertemu langsung dengan pengguna yang mengalami peristiwa ini untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dari sudut pandangnya mengenai kejadian
ini.

“Kami sedang menunggu kesediaannya untuk menerima KCI kembali. Sebagai komitmen untuk memperbaiki layanan di masa yang akan datang, KCI mulai hari ini
melakukan pembinaan kembali kepada para petugas frontliner. Selain itu dilakukan juga penyempurnaan SOP untuk menangani mereka yang membuat keributan di dalam KRL dengan sanksi tegas yaitu menurunkan di stasiun terdekat,” kata Anne Senin (24/2/2020).

Untuk antisipasi kejadian serupa terulang kembali, petugas pelayanan KRL (PPK) mulai hari ini telah menyampaikan pengumuman bahwa pengguna yang memicu keributan akan diturunkan di Stasiun Terdekat.

Edukasi Etika Ber-KRL Sebagai Upaya KCI Membangun Perilaku Tertib Bertransportasi Secara umum, KCI dalam tiga tahun terakhir secara rutin melakukan kegiatan edukasi mengenai perkeretaapian dan perilaku menggunakan transportasi publik melalui serangkaian kegiatan di sekolah dan sosialisasi kepada warga di sekitar rel maupun stasiun.

Sejumlah kampanye dan konten di sosial media KCI juga rutin berisi ajakan dan edukasi mengenai etika dalam menggunakan transportasi publik.
Selain itu imbauan mengenai etika bertransportasi publik, aturan, dan tata tertib mengani KRL juga senantiasa diberikan melalui petugas di dalam kereta dan stasiun, layar televisi di dalam KRL, dan, pengumuman-penguman tertulis di kereta dan stasiun.

“Program edukasi ini terus berjalan sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa dalam menggunakan transportasi publik ada banyak hal untuk dijaga bersama antara lain ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan,” jelas Anne Purba.

PT KCI kembali menghimbau para pengguna KRL untuk selalu mengedepankan sikap saling menghormati dan menjaga ketertiban bersama. “Hal ini penting karena perilaku dalam transportasi publik adalah salah satu cerminan bermasyarakat. Hendaknya kita memandang sesama pengguna sebagai saudara, bagian dari bangsa Indonesia yang dikenal akan keramahan, sopan santun, dan toleransinya,” jelas Anne. sumber

 

Related posts

Berikut Data Corona Selama Sepekan Terakhir, PPKM Level 2-4 Berakhir Besok Berlanjut Atau Tidak

Tim Kontributor

Jokowi Membantah Istana Beking Ponpes Al-Zaytun.

Tim Kontributor

Menurut Nadiem Kasus Kekerasan Meningkat, Dipengaruhi Oleh Covid-19

Tim Kontributor

Leave a Comment