Korea Utara secara bertahap telah membangun 50.000 rumah gratis untuk masyarakat yang tinggal di ibu kota Pyongyang.
Dikutip di The Straits Times, proyek gratis tanpa dukungan dana masyarakat, seperti Tapera, adalah bagian dari rencana jangka panjang dan merupakan usulan prioritas Partai pekerja Korea Utara.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Pemimpin Kim Jong Un menekankan bahwa proyek rumah dalam bentuk rumah vertikal atau apartemen akan menjadikan Pyongyang sebagai kota yang “terkenal di dunia”.
Dikutip dari NK News, Perdana Menteri Kabinet Korea Utara, Kim Tok Hun mengungkapkan bahwa proyek yang dibuat bertahap dengan target lima tahun sejak 2021 itu digadang-gadang bakal “memperindah” Pyongyang.
Kim Tok Hun menyebut proyek tersebut akan disolek menjadi distrik modern, dengan fasilitas lengkap seperti sarana pendidikan, kesehatan masyarakat, dan pelayanan publik.
Janji Kim Jong Un sejahterakan rakyat
Dilansir dari The Korea Herald, Kim Jong Un berupaya merealisasikan rumah gratis sebagai upaya nyata untuk menunjukkan prestasi ekonomi bangsanya kepada publik internasional.
Ia berharap hunian gratis tersebut dapat meningkatkan penghidupan masyarakat, di tengah kondisi kesulitan ekonomi akibat sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Diketahui, Korea Utara mendapatkan sanksi ketat dari PBB karena program nuklir dan misilnya.
Sanksi PBB itu di antaranya berupa larangan ekspor batu bara dan sumber daya mineral lain, untuk menghambat akses ekonomi Korea Utara.
Proyek 50.000 rumah tersebut, termasuk salah satu janjinya kepada rakyat yang dibuat tanpa syarat dan gratis.
“Proyek ini dapat semakin memperdalam kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan negara,” kata dia.
Kim Jong Un belakangan juga dilaporkan gemar membuat janji untuk memperbaiki kesenjangan ekonomi yang semakin meningkat di negaranya.
Dilaporkan KCNA, proyek puluhan ribu rumah gratis di Korea Utara akan dipusatkan di daerah Hwasong. Lokasinya berada di sebelah utara Pyongyang.
KCNA mengklaim, pada 2021 sebanyak 10.000 rumah, termasuk menara 80 lantai, telah dibangun di Jalan Songhwa yang terletak di sebelah tenggara Pyongyang.
Proyek tersebut kemudian dipindahkan ke Jalan Hwasong, kemudian pada 2022 pemerintah mengklaim sudah membangun 10.000 rumah lainnya.
Pemerintah setempat merencanakan, tahap ketiga proyek tersebut ditargetkan selesai pada April 2024. Meskipun demikian, citra satelit menunjukkan banyak rumah yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir masih kosong.
Lewat tayangan media pemerintah baru-baru ini, rumah gratis di Jalan Songhwa dan Hwasong terlihat belum ramai dengan lalu-lalang orang dibandingkan dengan wilayah lain di Pyongyang.
Kondisi ini menunjukkan, rumah-rumah tersebut kemungkinan belum terisi penuh meskipun media pemerintah mengklaim bahwa pihak berwenang telah menyediakan semuanya untuk masyarakat secara gratis.
Hal ini mungkin terjadi karena beberapa rumah belum mendapatkan pembeli di pasar real estate yang resmi di Korea Utara.
Tak hanya itu, sepinya proyek Kim Jong Un juga dapat terjadi karena kekhawatiran terhadap kualitas konstruksi atau akses air dan listrik di lantai atas.
Sebagai informasi, sebanyak 30.000 rumah atau lebih telah dibangun dari pilar beton dan besi beton.
Rumah tersebut menggunakan dinding yang terbuat dari batu bata beton buatan tangan. Bentuknya dilaporkan tidak konsisten dan dihaluskan dengan mortar.
Disarikan Oleh ARS