Ledakan bom bunuh diri dilaporkan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021). Di lokasi kejadian tampak sejumlah korban luka dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian ini langsung ramai diperbincangkan di media sosial. Tidak sedikit juga yang menyebarkan rekaman video dan foto mengenaskan dari kondisi para korban atau terduga pelak
“Tujuan membuat teror akan tercapai andaikan kita terprovokasi menyebarkan gambar. Ingat, tidak semua orang bereaksi sama dengan kejadian ini,” kata Rahajeng Ika beberapa waktu lalu.Psikolog Rahajeng Ika pernah menjelaskan sebaiknya berhenti menyebarkan foto-foto atau video menyeramkan dari aksi terorisme. Alasannya karena ini bisa memicu trauma atau rasa takut dan hal ini yang sebetulnya jadi tujuan utama para penyebar teror.
Alasan berikutnya untuk tidak menyebarkan foto dan video adalah karena juga bisa berdampak pada mereka yang mengalami gangguan kecemasan. Foto-foto sadis menurut psikiater dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FAPM, bisa membuat gangguan kecemasan kambuh dan memicu serangan panik.
“Niat kita mungkin memberitahu bahwa ada kejadian ini di medsos atau whatsapp. Tapi kita tidak tahu apakah di antara teman-teman dan keluarga yang ada di medsos kita ada yang memiliki gangguan kecemasan. Nah, penyakitnya bisa kambuh dengan melihat foto-foto seperti itu,” tutur dr Andri.