Selfienya anak alay dan hipster beda jauh. Dokumentasi foto para hipster punya inti yang justru dibentuk secara abstrak. Biasanya mereka berkelompok kalo mau jeprat-jepret dan tidak pakai tongsis. Kalau pun sendiri, kebanyakan pakai timer, jadi tidak butuh bantuan tangan ke atas dengan bulu ketek melambai buat eksis. Kamera yang digunakan pun biasanya kalau tidak lomo yang lumayan murah, ya kamera dengan brand gokil macam Leica yang super duper mahal.
Kalau alayer, foto-foto pakai hape sudah bisa bergaya. Pose paling digandrungi biasanya yang manyun tidak jelas. Entah memang dari sananya monyong atau hanya untuk eksistensi bibir semata. Sebenernya sangat menggangu pemandangan karena bikin mual sampai tulang. Beberapa foto selfie pernah saya lihat, dan beberapa objek manyun ada yang tidak bikin saya mual karena tingkat kealayannnya tidak terlalu parah.
Beda halnya pas saya lihat cowok dengan headband merah, rambut ala Sanosuke Sagara, simbol peace (tangan diangkat dengan menyisakan hanya dua jari) di pipi lalu manyun-semanyun-manyunnya. Itu juga berdua sama pacarnya yang berdandan menor. Tapi masih mending. Saya lihatnya foto berduaan bareng sesama. Habis lihat itu, saya wudhu dan hendak sholat, dzikir, kemudian…
takbir.. ALLAHU AKBAR!!!
Fauzi Mahasiswa Stisip Widuri