Warung Tenda pecel lele ini rupanya berbeda dengan warung sejenisnya. Di sini, sambal bukan sekadar pelengkap makanan, melainkan daya tarik utama. Saking pedasnya, Anda bisa-bisa terkejut saat mencicipi sambal ini. “Setan…… Sambalnya pedas banget!”
Mungkin karena itulah warung tenda ini dinamakan “Sambel Setan”. Letaknya di pinggir jalan tepatnnya di lingkungan Rusun Benhill Pejompongan dan tampak sederhana. Di dalamnya hanya ada dua meja panjang, jadi Anda harus berbagi tempat dengan pelanggan lain. Saking ramainya, sang pemilik usaha sampai memperkerjakan karyawan penduduk di sekitar rusun tersebut.

Tapi Sayang, bumbu kuning yang membalur kulit ikan terasa kurang asin dan tak meresap sampai ke dalam. Mungkin karena ikan yang disimpan di baskom berisi es batu baru dibumbui jika dipesan. Jadi, tak cukup waktu bagi bumbunya untuk meresap sampai ke dalam daging.
Jika ikan tak lagi renyah dan bagian luarnya habis dikuliti, tinggal tersisa daging dalamnya yang hambar rasa nya. Bagaimanapun juga, bawal yang disajikan berukuran sangat besar, sehingga dagingnya tebal dan bisa dinikmati dua orang.
Mungkin ikannya sengaja tak dibumbui begitu meresap agar kita bisa lebih merasakan sengatan Sambal Setan. Tampak kulit dan biji cabai yang tak diulek halus dengan genangan air merah. Karena diulek maka jus cabai keluar dan menambah rasa pedas sambal tersebut . Sekali cocol, lidah langsung kepanasan. Butiran keringat lalu mulai keluar dari pori-pori kulit wajah kita yang mencicipinya.
Sssshhhh haaahhh… Sambal ini sepertinya terbuat dari cabai rawit besar, tomat,terasi dan sedikit bawang merah tanpa dimasak. Pedasnya awet di lidah, membuat kita seperti Kesetanan! Kalau mau aman, cocol air sambalnya saja yang tak begitu pedas dan terasa asam segar.
Selamat Mencoba temen-temen…..
Riana Sari ” Mahasiswi STISIP WIDURI ”