Ruang yang Terbatas
Teringat apa yang disampaikan sosiolog kebudayaan seperti Georg Simmel bahwa dalam lalu lintas budaya yang padat dan ruwet. dimensi ruang fisik perlu didekati kembali dalam ruang pemaknaan (abstraksi) yang dapat mengalirkan informasi yang rasional. (AB. Widyanta, 2002). Informasi itu berupa data-data informasi yang menjadi pengalaman budaya manusia yang setiap gerak-geriknya dalam relasi sosial memiliki keterbatasan.
Menunda Kenikmatan
Pesan kenikmatan yang disampaikan Epicurus tidak semata-mata dalam bentuk kebahagiaan fisik semata; kenikmatan batin tetap perlu dijaga sebagai wujud bahwa totalitas jasmani manusia pada prinsipnya yang membutuhkan ruang dalam pandangan yang atomistik sekalipun membutuhkan ruang untuk bahagia.
Bagi mereka yang tak percaya ada pandemi, menganggap situasi ini adalah rekayasa dan tipu muslihat lainnya yang disebarluaskan hanya untuk kepentingan politik tertentu. Mereka yang tak tak percaya pandemi lupa bahwa mereka mengingkari prinsip eksistensi dan kebahagiaan yang dipegang Epicurus tentang “yang tak terlihat bukan berarti tiada”. Prinsip ini mengandung makna bahwa meski kematian tak terlihat kapan akan terjadi, namun hal itu mutlak dialami bagi setiap makhluk hidup.