Memang benar bahwa gerakan mahasiswa 2019 ini tidak sama dengan tahun 1998. Perbedaan tersebut terlihat setidaknya dari tiga hal. Pertama, dalam gerakan mahasiswa kali ini tidak ada patron yang terdeteksi menjadi sumber ideologi gerakan. Ini berbeda dengan dulu pada 1998, di mana ada sejumlah tokoh yang bisa disebut sebagai patron, seperti Nurcholish Madjid, Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan lain-lain.
Dalam gerakan kali ini tidak ada agenda mengganti rezim apalagi sistem. Hal ini dikatakan berkali-kali oleh para pimpinan mahasiswa. Bahwa tuntutan mereka murni, dan tidak ada kaitannya dengan upaya menggulingkan kekuasaan, apalagi mengganti sistem. Ini jelas yang membedakannya dengan gerakan tahun 1998, yang memiliki agenda untuk menggulingkan rezim berkuasa. Dan karena itu pula ada kelompok oligarki baru yang digadang-gadang untuk menggantikan sistem sebelumnya. Oleh sebab itu, dalam Gerakan 1998, ada patron gerakan yang menjadi inspirasi ideologi.
Harus diakui bahwa isu yang dituntutkan oleh mahasiswa dalam gerakan tahun 2019 ini terbilang advance dan bersifat segmented (tidak populis). Inilah yang membuat sebagian pihak curiga bahwa gerakan ini ditunggangi.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa isu RUU KPK sudah sejak empat tahun yang lalu digulirkan. Memang sudah menjadi polemik, tapi hanya di kalangan terbatas, seperti penggiat anti-korupsi dan LSM. Sebab materi rancangan UU KPK ini terbilang advance. Bahkan para pengacara yang sudah profesional sekalipun tidak akan cukup menguasainya bila tidak terjun langsung dan ikut aktif menyimak proses penyusunan RUU tersebut.
Ditambah lagi, ketika RUU ini disosialisasikan ke kampus-kampus, tidak terjadi pula penolakan yang demikian besar seperti sekarang. Mungkin itu pula yang membuat para elite menilai bahwa konspirasi jahat mereka untuk “melemahkan KPK” tidak akan mendapat protes seluas ini.
banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi termasuk STISIP WIDURI
Pergerakan demo yang dilakukan oleh mahasiswa Widuri menandakan bahwa mahasiswa Widuri masih aware terhadap keadaan negara dan juga perkembangan politik negara Indonesia.
Pergerakan demo yang dilakukan oleh mahasiswa Widuri menandakan bahwa mahasiswa Widuri masih aware terhadap keadaan negara dan juga perkembangan politik negara Indonesia.
“Tulisan ini adalah bagian dari tugas dan pembelajaran kelas Manajemen Media Digital. Apabila ada kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan” – Nanda fahira ashary MMD6