JAKARTA- Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, tidak terima disebut sebagai ‘tukang fitnah’ oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari. Roy mengatakan, tim hukumnya sedang mengkaji dan siap melaporkan Hasyim ke kepolisian.
“Benar akan dilaporkan. Nanti yang mengerjakan tim hukum saya,” kata Roy. Roy meradang dan ingin melaporkan Hasyim karena konotasi yang diungkapkan sengat negatif. “Dia menyebut saya tukang fitnah, bukan fitnah. Itu konotasinya lain. Tukang fitnah artinya dia menyebut kerjaan saya itu memfitnah,” ucap Roy.
Roy menjelaskan tujuan awak dirinya menganalisis foto cawapres Gibran Rakabuming Raka, saat debat cawapres, Jumat (22/12/2023) lalu adalah sebagai bentuk suara dari masyaraka untuk penyempurnaan debat. Di mana menurut Roy, KPU dan penyelenggara debat tidak perlu melekatkan aksesoris yang berlebihan kepada kandidat yang berdebat.
Roy mengatakan, dirinya juga memberikan beberapa masukan melakui cuitannya di sosial media X. Tetapi, kritik dan masukan dari Roy mendapatkan reaksi keras dari Ketua KPU Hasyim Asy’ari. Hasyim menyebut Roy tukang fitnah.
Hasyim awalnya merespons cuitan pertama Roy yang memperlihatkan foto Gibran membaca naskah di teleprompter. Dia menegaskan bahwa tak mungkin KPU menyediakan teleprompter dalam acara debat.
“Kalau contekan segede gitu pasti calon lain komplain,” kata Hasyim.
Selain itu, kata dia, foto Gibran membaca telepromter itu jelas diambil bukan dalam acara debat KPU. Sebab, bentuk panggungnya berbeda dengan panggung debat cawapres.
Dia menduga foto tersebut diambil saat Gibran berpidato dalam acara internal tim kampanye Prabowo-Gibran. Kemudian, Hasyim menanggapi unggahan kedua Roy yang menampilkan foto Gibran memakai tiga mikrofon saat debat.
Hasyim mengatakan, semua cawapres sama-sama menggunakan tiga mikrofon. Tujuannya untuk mengantisipasi apabila ada mikrofon yang mati. Hasyim menegaskan, mikrofon yang ditempelkan di pipi dan dikaitkan di telinga Gibran itu tidak dilengkapi headset.
“Itu bukan ear feeder,” ujarnya.
Hasyim mengatakan, semua cawapres, penyelenggara debat dari stasiun televisi, dan tim pasangan calon yang berada di holding-room melihat pemasangan mikrofon tersebut. Pihak-pihak yang meragukan bahwa ada headset bisa bertanya kepada mereka semua. Dengan semua bantahan tersebut, Hasyim menyimpulkan bahwa Roy sudah memfitnah KPU memberikan fasilitas headset kepada Gibran agar mendapatkan contekan saat debat cawapres.
“Roy Suryo memang tukang fitnah,” kata Hasyim menegaskan.
Berbicara soal pengalaman debat, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut mikrofon untuk peserta debat untuk pemilihan presiden dan wakil Pilpres 2024 memang ada tiga. Pernyataan itu disampaikan Ganjar untuk pakar telematika Roy Suryo yang telanjur menyuarakan rasa penasarannya di media sosial.
“Ada tiga memang, semuanya punya jatah yang sama. Jadi ada menempel di telinga, ada yang kemudian mikrofon yang dijepit (clip on) di baju, dan ada mikrofon yang dipegang (handheld),” kata Ganjar.
Adapun rasa penasaran Roy Suryo lainnya, terkait alasan mengapa salah satu peserta debat justru memakai ketiga-tiga mik yang disediakan, kata Ganjar, sebaiknya ditanyakan langsung kepada calon wakil presiden tersebut.
“Gampang saja, tanyakan saja orangnya,” ucap Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 2013-2023 itu.
Ganjar berpandangan tiga mikrofon dipersiapkan agar salah satunya tetap berfungsi ketika yang lainnya mengalami gangguan. “Sebenarnya kalau saya ditanya, saya tidak tahu teknologi yang lebih canggih soal itu. Rasa-rasanya sih mereka menyiapkan tiga untuk cadangan, kalau satu tidak berfungsi masih ada pegangan,” kata Ganjar.
Kejadian unik pada sesi debat cawapres, Jumat (22/12/2023) lalu, rupanya juga tidak diprediksi oleh Ganjar. Salah satu cawapres yakni Gibran Rakabuming Raka membuat Ganjar kaget, ternyata ada yang bersedia untuk memakai semua mikrofon yang disediakan.
“Saya dulu waktu dapat tiga mik itu, berpikir itu banyak sekali. Tapi ‘oh, ada orang yang punya pemikiran lain’ mungkin mereka punya ilmunya sendiri,” kata Ganjar.
Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay, menilai, Roy Suryo layak untuk diproses hukum. “Untuk menegakkan wibawa KPU, semestinya tindakan seperti ini perlu diproses hukum,” ujar Saleh saat dikonfirmasi, Senin (25/12/2023).
Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, Roy Suryo memang suka mencari sensasi dengan membuat gaduh. Roy Suryo menduga adanya sejumlah kejanggalan dalam debat cawapres tersebut. Dia menyebut hanya Gibran yang diberi tiga mic saat berdebat dengan kedua lawannya.
“Roy Suryo dikenal suka mencari sensasi seperti ini. Sudah sering bikin gaduh. Merasa ahli, tapi suka bikin opini tanpa bukti,” ucap Saleh.
Lebih lanjut, Saleh menegaskan tudingan Roy Suryo di media sosial dapat mendeligitimasi KPU. Bahkan, tudingan tersebut, bisa menurunkan dukungan atau simpati publik terhadap Gibran. Karena, kata Saleh, tanggapan KPU yang menyebut Roy Suryo tukang fitnah sudah tepat.
“Mendeligitimasi KPU dan juga men-downgrade Gibran sehingga menurunkan simpati publik. Kedua hal itu, satu pun tidak ada yang positif dalam meningkatkan kualitas debat dan demokrasi,” kata Saleh.