Sosok inspiratif ini bernama Alim, usia nya 48 Tahun . Beliau lahir di Kota Medan.
Beliau adalah anak ke-2 dari 13 bersaudara, Beliau memiliki 9 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan. Ayah beliau bernama Saleh Alwi dan Ibunya bernama Nuraini. Ia tinggal di rumah milik sendiri yang berlokasi di Jalan Pelajar Ujung, Kota Medan. Beliau hanya menimba ilmu di Sekolah Dasar karena keterbatasan biaya masa itu. Di waktu ia kecil, ia mempunyai cita-cita ingin menjadi polisi. Karena menurut nya polisi adalah sosok orang yang sangat disiplin, gagah, pemberani, tegas dan disegani banyak orang.
Pada saat itu, keadaan ekonomi keluarga beliau sangat lah sulit ditambah ia memiliki saudara kandung yang banyak.Ibu beliau mempunyai warung kecil kecilan dan ayah beliau hanya bekerja sebagai ojek becak motor. Penghasilan orangtua beliau pun untuk kebutuhan sehari-hari saja jauh dari kata cukup. Untuk sekolah pun tidak bisa sampai tamat, karena faktor ekonomi. tas yang dipakai dari kantong plastik, memakai pensil hingga sependek jari kelingking, dan sepatu sobek itu yang ia punya saat sekolah. Tidak ada sarapan dan tidak ada uang saku. Terkadang mereka sekeluarga pun hanya makan singkong, makan singkong dicampur dengan jagung dan makan nasi dengan garam. Bahkan mereka sering berpuasa kalau dirumah benar-benar tidak ada bahan makanan.
Sejak kecil beliau sudah mandiri, di umur 10 tahun yang seharusnya di pagi hari menimba ilmu dan di siang hari tidur siang tapi harus ia gunakan untuk berjualan kue keliling bersama abangnya untuk mencukupi ekonomi keluarga. Tetapi, semakin ia beranjak dewasa, beliau semakin berpikir sampai kapan harus berjualan kue keliling. Akhirnya di umur 15 tahun, beliau mencoba masuk di salah satu bengkel mobil dan mencoba jadi montir. Banyak orang yang tidak percaya bahwa anak se belia itu mampu membongkar ban mobil yang lebih besar dari tubuhnya. Cacian dan makian dari atasan nya sering ia dengar karna kesalahan nya membongkar pasang dan salah mengambil barang. Tapi ia tidak pernah mengeluh, ia tetap mengevaluasi kesalahan nya.
Alim pun sempat ingin menjadi supir taksi di usia dini, karna di masa itu upah menjadi supir taksi sangatlah lumayan, Tetapi kendala nya umurnya masih belia dan belum memiliki SIM. Karena ia tidak bisa menjadi supir taksi, Akhirnya beliau mengambil langkah untuk membeli Sudako (kendaraan umum Kota Medan) dan menjadi supirnya untuk membantu perekonomian keluarga. Tetapi sudako ini diteruskan oleh abangnya. Karna beliau ada rencana ingin merantau ke Jakarta.
Ayah nya pun memberi amanat untuk terus tetap belajar di dunia mesin. Karena menurut ayah nya, dunia mesin itu maju, setiap orang memiliki kendaraan dan kendaraan tersebut tidak mungkin akan baik-baik saja pasti selalu ada kerusakan. Dan beliau mulai mencoba menuruti amanat ayah nya.
Berangkat dari niat ingin membahagiakan kedua orang tua dan membangkitkan perekonomian keluarga, Anak kedua dari 13 bersaudara ini memutuskan untuk merantau ke Jakarta pada tahun 1997. Di Jakarta, beliau memulai lembar baru nya dengan bekerja di salah satu konveksi bra di bagian merawat mesin jahit di tempat teman nya yang satu kampung.
Mengingat amanat dari ayah nya agar tetap melanjutkan di bidang mesin, akhirnya ia mulai mencoba berdikari untuk melamar pekerjaan di salah satu bengkel mobil asuransi. Bertempat tinggal di mess, dengan upah kerja 1000 perak per minggu tanpa uang makan ia mulai merasakan pahitnya Jakarta.Ia membenarkan bahwa Jakarta memang lah keras, “Malu-malu di Jakarta gak bakal makan” begitu katanya. Ia menyaksikan itu dengan mata kepala nya sendiri, dimana sepertinya tidak ada orang yang bermalas-malasan di Jakarta. Semua orang produktif.
Alasan ia suka dengan bidang pekerjaan ini yang pertama karna amanat orang tua, dan yang kedua karena beliau tipe orang yang suka tantangan dan hal-hal yang baru yang belum ia ketahui.
Ia berpegang teguh pada prinsip hidupnya, “Jangan cengeng. Karna tidak semua keadaan bisa diratapi, tidak semua harapan sesuai kenyataan, tetap berusaha dan bekerja keras, karna usaha tidak akan pernah menghianati hasil” ujar nya.
Pada tahun 1998, Beliau mulai membangun mahligai rumah tangga nya dengan istrinya yang bernama (Almh) Siti Nurhikmah.
Impian nya sedari dulu sesudah menikah, ingin mempunyai usaha bengkel mobil sendiri. Ia ingin mempunyai tempat tinggal yang loteng nya bisa untuk dijadikan rumah dan dibawahnya sebagai tempat usaha.
Di tahun 1999 istrinya mengandung seorang anak perempuan. Namun karena keterbatasan biaya, akhirnya Alim memulangkan istrinya ke Salatiga (kampung istrinya) agar ada yang merawat istrinya sewaktu hamil. Tapi takdir berkata lain, Karena di kampung masih banyak sekali tanah merah, istrinya terpeleset sewaktu menjemur pakaian di usia kandungan 8 bulan. Akhirnya kandungan nya tidak bisa diselamatkan. Dan pada tahun 2000 Ibu Nurhikmah mengandung lagi, karena Alim takut kehilangan anak untuk kedua kalinya, ia sudah menyiapkan tabungan untuk persiapan persalinan istrinya. Kemudian lahir lah anak keduanya tepat pada tanggal 28 Maret 2001.
Singkat cerita, pada tahun 2006 Alim mulai mencoba membuka usaha bengkel mobil yang lokasi nya tepat di Jln. Kemanggisan Ilir. Awal bengkel itu berdiri dinamakan Bengkel Limah, Limah tersebut singkatan dari nama nya dan nama panggilan istrinya yang berkepanjangan dari Alim dan Imah. Tapi, semenjak istrinya meninggal nama bengkel itu sudah diganti menjadi “Bengkel Medan Jaya Mobil”.
Karna bengkel ini masih baru dan lokasi nya pun tertutup oleh steam mobil dan motor akhirnya Alim berupaya untuk mengembangkan usaha nya ini dengan membuat brosur yang dilampirkan kartu nama berisi alamat dan nomer telpon, anak dan istrinya turut ikut membantu beliau untuk menyebarkan brosur dan kartu nama nya.
Kehidupan di dunia ini tentunya akan menjalani beberapa fase kehidupan ataupun lika-liku kehidupan yang mesti dijalani. Salah satu nya yang dirasakan Alim, ia kehilangan sosok ayah. Ayah yang selama ini tidak banyak bicara tetapi lebih banyak mengungkapkan kasih sayang nya lewat perbuatan, sosok ayah yang memberi nya amanat. tetapi sewaktu beliau baru ingin mencoba mewujudkan amanat yang diperintahkan, ayah nya harus pergi menghadap illahi.
Dan disaat usaha bengkel mobil nya mulai ramai, istrinya sedang sakit-sakitan. Dan pada waktu itu istrinya juga sedang mengandung usia kandungan nya pun sudah memasukin ke 7 bulan, Lagi-lagi ia terpeleset dan kali ini ibu dan calon anaknya tidak bisa diselamatkan.
Alim sempat terpuruk dan tidak percaya diri karena orang orang terdekat yang ia sayang meninggalkan nya, tetapi bagi beliau kesulitan dan penderitaan adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang tidak dapat dihindari. Menurutnya setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menanggapi peristiwa kemalangan. Dan ia memilih untuk berusaha bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pengalaman yang malang itu.
Sewaktu istrinya sudah meninggal, Alim mulai mempunyai kewajiban baru yaitu menjadi dua sosok figur untuk anaknya. Bukan hal mudah bagi seorang laki-laki menjadi dua sosok figur untuk anak perempuan nya. Dimana seorang ayah yang terkenal dengan sikap tegas dalam mendidik anaknya. Setiap pulang sekolah dan libur sekolah pun anaknya harus ikut di bengkel nya karna tidak ada yang mengurus anaknya, sedari kecil pun anaknya sering menemani Alim belanja sparepart mobil.
Kehidupan Alim sekarang ini, ia sudah menikah lagi dengan istri baru nya yang bernama Lusiana. Dan dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 1 orang anak laki-laki.
Motivasi hidup beliau ialah, “Sukses itu bukan soal modal besar atau rangking di kelas tapi sukses itu datang dari kerja keras. Jangan pernah menyerah dengan apapun yang terjadi tetap bersyukur dan menghargai hal-hal yang dimiliki”.
Menjadi perantau memang tidak mudah. Banyak suka dan duka nya. Dalam kondisi apapun, seorang perantau harus pandai bersabar dan pandai menerima kenyataan. Suka dari perantau ialah menjadi lebih banyak pengalaman, ada kesempatan untuk mengembangkan diri dan mempunyai banyak sahabat baru sedangkan duka nya seperti hal nya orang yang menantikan saat berbuka, perantau pun juga menantikan saat-saat bisa pulang ke kampung halaman.
Suka dan duka nya nya bekerja di bidang otomotif menurutnya adalah, banyak mendapat hal-hal baru yang bisa dipelajari, mempunyai wawasan yang lebih luas karena bekerja dilapangan, memiliki komunikasi yang lebih baik karena sering bertemu customer. Bagi beliau ia tidak merasa ada duka di bidang ini karena ia kerja dengan hati. Kesulitan menurutnya adalah tantangan yang membuat nya semakin suka akan pekerjaan ini.
Pesan untuk kaum muda “Perbanyak wawasan, keluar dari zona nyaman dan bergerak cari tantangan., karena darisitu akan terwujud perubahan yang lebih baik kedepan”.
Penulis : Helmilia Putri Adelita, Mahasiswa STISIP WIDURI