Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menerapkan Undang-Undang darurat yang jarang digunakan untuk mengakhiri aksi protes yang dipimpin para pengemudi truk terhadap aturan kesehatan COVID-19. Ini diberlakukan setelah polisi menangkap 11 orang dengan senjata api yang memblokir penyeberangan perbatasan dengan Amerika Serikat.
Dilansir dari Channel News Asia, ini menandai kedua kalinya dalam sejarah Kanada, kekuasaan darurat seperti itu digunakan di masa damai. UU darurat ini diterapkan di saat ratusan truk-truk masih memblokir jalan-jalan ibu kota Ottawa, serta dua penyeberangan perbatasan.
“Pemerintah federal telah meminta Undang-Undang Darurat untuk melengkapi kapasitas provinsi dan teritorial untuk mengatasi blokade dan pendudukan,” kata Trudeau dalam konferensi pers.
Trudeau mengatakan militer tidak akan dikerahkan pada tahap ini. Namun, pihak berwenang akan diberikan lebih banyak kekuatan untuk menangkap pengunjuk rasa dan menyita truk mereka untuk membersihkan blokade, serta melarang pendanaan aksi protes.
Pemimpin Kanada itu menambahkan bahwa langkah-langkah itu akan “bersifat spesifik secara geografis dan hanya ditargetkan ke tempat-tempat yang dibutuhkan”.
Aksi protes oleh para sopir truk Kanada dan pendukung mereka dilakukan untuk menentang aturan wajib vaksinasi COVID-19. Aksi ini telah memicu gerakan serupa mulai dari Prancis hingga Selandia Baru, dan para pengemudi truk di Amerika Serikat juga tengah mempertimbangkan aksi serupa.
Undang-undang Darurat 1988 memungkinkan pemerintah federal membatalkan kebijakan pemerintah provinsi dan mengesahkan tindakan khusus sementara untuk memastikan keamanan selama keadaan darurat nasional. Undang-undang tersebut hanya pernah digunakan sekali sebelumnya di masa damai, yakni pada tahun 1970, oleh ayah Trudeau, mantan Perdana Menteri Pierre Trudeau.
Selama Krisis Oktober 1970 tersebut, pasukan militer dikirim ke kota Quebec untuk memulihkan ketertiban setelah penculikan atase perdagangan Inggris dan menteri Quebec, Pierre Laporte oleh separatis militan. Pejabat tersebut ditemukan dicekik sampai mati di bagasi mobil.
Aksi demo yang dinamai “Konvoi Kebebasan” di Kanada dimulai dengan para pengemudi truk yang memprotes aturan wajib vaksin Corona untuk melintasi perbatasan dengan Amerika Serikat.
Namun, tuntutan mereka sekarang bertambah, termasuk diakhirinya semua tindakan pembatasan COVID-19 dan, bagi banyak pengunjuk rasa, untuk menggulingkan pemerintah Liberal Trudeau – hanya lima bulan setelah dia terpilih kembali.
Para sopir truk tersebut mendapat dukungan dari kaum konservatif dan penentang aturan wajib vaksin di seluruh dunia. Di Paris, Prancis pada akhir pekan, polisi menembakkan gas air mata dan mengeluarkan ratusan denda dalam upaya membubarkan konvoi truk yang datang dari seluruh Prancis.
Belanda, Swiss dan Austria juga telah melihat gerakan serupa, dan pihak berwenang Belgia mengatakan bahwa mereka telah mencegat 30 kendaraan ketika polisi bergegas menghentikan konvoi truk. Disarikan Oleh MSLP
Sumber