Iraw Tengkayu merupakan upacara turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat suku tidung, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Iraw Tengkayu itu sendiri mempunyai dua arti yang berarti pesta atau perayaan, sedangkan Tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut, yang dimaksud pulau kecil disini adalah Pulau Tarakan. Tradisi ini digelar bertepatan dengan hari ulang tahun Kota Tarakan.
Inti dari Festival ini ialah ritual adat Parade Padaw Tuju Dulung yaitu perahu hias yang diarak keliling kota. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung. Padaw Tuju Dulung mempunyai 3 cabang yang disebut dengan haluan. Haluan pada bagian tengah dibuat 3 tingkat. Sementara 2 haluan lainnya yang ada di kanan dan kiri perahu dibentuk menjadi 2 tingkat. Jika dihitung semua tingkat ada yang di masing-masing haluan, maka total ada 7. Angka 7 melambangkan jumlah dari hari dalam seminggu yang digunakan sebagai perlambangan perjalanan kehidupan manusia yang harinya berulang setiap semingga sekali.
Padaw Tuju Dulung yang diangkut oleh para pemuda dicat dalam 3 warna yang berbeda, yaitu kuning, hijau, dan merah. Bagian dari perahu paling atas mempunyai cat yang berwarna kuning. Dalam budaya Suku Tidung, warna kuning melambangkan kehormatan atau sesuatu yang ditinggikan. Oleh karena itulah warna kuning berada pada bagian tertinggi dari Padaw Tuju Dulung. Selain itu hanya satu tiang yang paling tinggi juga melambangkan bahwa satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Yang Maha Kuasa ALLAH SWT.
Pada bagian tengah Padaw Tuju Dulung terpasang 5 buah tiang. Jumlah tiang yang ada sebanyak 5 buah merupakan perlambangan dari shalat 5 waktu yang dilakukan oleh Umat Islam dalam seharinya. Tiang ini digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang digunakan sebagai atap. Kain yang digunakan sebagai atap ini disebut dengan pari-pari. Tiang ini juga digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang dihubungkan ke haluan perahu yang ada di kanan dan kiri.
Pada bagian tengah perahu tepat di bawah pari-pari terdapat tempat yang mempunyai bentuk seperti rumah. Tempat ini dilengkapi dengan atap bertingkat tiga yang disebut juga dengan nama meligay. Dimana di bawah meligay terdapat pintu pada keempat sisinya. Dibawah meligay inilah diletakkan sesaji yang berisi makanan yang selanjutnya akan dilepaskan di laut. Sesaji ini dalam masyarakat Tidung disebut pakan.
Festival Iraw Tengkayu tak hanya melakukan sebuah ritual tapi juga perlombaan. Perlombaan yang ada antara lain, seperti lomba sumpit, hias perahu, lomba makanan laut, lari maraton 10 km, dan masih banyak lagi.
Dalam festival tersebut juga diadakan sebuah pameran yang memperkenalkan seluruh budaya yang ada di kota Tarakan dengan beraneka ragam kreativitas dan produk-produk yang mencerminkan kota Tarakan di pamerkan di Tarakan expo ini, serta ada pula parade musik dan parade tari sebagai hiburan.
Festival ini patut untuk terus dilestarikan oleh para generasi penerus karena merupakan satu dari sekian banyak festival daerah yang mampu memperkenalkan budaya Indonesia di kancah Internasional.
Hal tersebut terbukti, dengan diberikannya sebuah penghargaan dari Kementerian Pariwisata untuk Festival Iraw Tengkayu sebagai Anugrah Pesona Indonesia pada tahun 2016 dan mendapat predikat Top Event Kelas Dunia dari Indonesia pada tahun 2017.
Penulis : Fatima Aprilia W, Mahasiswi STISIP WIDURI