Virus Corona COVID-19 merupakan penyakit baru, yang berbagai dampak dari COVID-19 pada tubuh masih terus diteliti. Tidak hanya bisa mengganggu indera perasa dan penciuman, infeksi virus Corona COVID-19 juga ditemukan bisa mengganggu pada indera pendengaran.
Hilangnya kemampuan mendengar akibat terinfeksi virus Corona COVID-19 dialami oleh wanita asal Amerika Serikat, Meredith Harrel. Berawal dari telinga kanan Harrell yang mulai berdenging pada Juli lalu. Disebutkan dia juga tidak mampu mendengar apapun dari telinga kanannya.
“Rasanya seperti seseorang menekan tombol di telingaku,” jelas Harrel, dikutip dari laman CNN.
Seminggu kemudian, Harrel dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19. Meski ia tidak pernah mengeluh sakit, dokter spesialis pendengaran menjelaskan bahwa kemungkinan besar ketidakmampuan Harrel untuk mendengar disebabkan oleh COVID-19.
Pasien COVID-19 lain, Liam (23), kehilangan 70 hingga 80 persen fungsi pendengaran di telinga kirinya setelah terinfeksi COVID-19. Pada Juni lalu, Liam mengalami demam, kelelahan berminggu-minggu, dan sakit kepala. Setelah membaik, Liam tiba-tiba kehilangan pada pendengaran dan menderita tinnitus atau telinga yang berdenging
Sebagaimana diketahui, virus seperti campak, meningitis, dan gondok diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. Dan beberapa bukti dari penelitian kecil telah memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2 telah mengganggu fungsi pendengaran.
“Kami semakin sering mendengar bahwa orang mengalami gangguan pendengaran akibat COVID-19,” jelas dokter spesialis pendengaran dari John Hopkins Medicine, Matthew Stewart.
Tidak ada statistik tentang seberapa umum gangguan pendengaran terjadi pada pasien COVID-19. Namun, beberapa penelitian kecil telah menunjukkan adanya kemungkinan tersebut.
Sebuah tim peneliti di Manchester, Inggris, bertanya pada pasien COVID-19 delapan minggu setelah mereka keluar dari rumah sakit tentang gangguan pendengaran tersebut. Dari 138 pasien dalam penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Audiology tersebut, ada 13 persen mengaku mengalami gangguan pendengaran.
Namun, dokter tidak dapat memastikan apakah virus bisa menyerang telinga bagian dalam atau tidak. Jika melakukan biopsi pada telinga bagian dalam berisiko maka akan merusak keseluruhan jaringan.
Stewart dan tim pun melakukan prosedur pada tubuh tiga pasien yang telah meninggal dunia akibat COVID-19 untuk melihat kemungkinan tersebut. Hasilnya, virus SARS-CoV-2 ditemukan berada pada telinga tengah dan tulang mastoid di tengkorak, yang terdapat tepat di belakang telinga. Studi dipublikasikan dalam jurnal JAMA Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
“Secara pribadi saya curiga bahwa (SARS-CoV-2) mengganggu pendengaran,” ujar Stewart. Salah satu alasannya adalah karena virus corona penyebab pembekuan darah. Dia pembekuan darah tersebut bisa terjadi di pembuluh darah yang sangat kecil yang berada di telinga bagian dalam.
Ilmuwan pendengaran lain, Kevin Munro mengatakan bahwa hipotesa tersebut sangat masuk akal. “Pembuluh darah kapiler di telinga bagian dalam adalah yang paling tepat di tubuh manusia. Jadi, tak perlu banyak waktu untuk memilihnya,” ujar Munro. Sumber
”Tulisan ini adalah bagian dari tugas dan pembelajaran kelas Manajemen Media Digital. Apabila ada kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan ”Nimas Rahma / MMD3