Faktual – Mahasiswa berasal dari kata maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang belajar di institusi, dalam hal ini pendidikan tinggi. Dari definisi tersebut mahasiswa memikul tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai kaum muda terdidik yang harus sadar akan kebaikan dalam masyarakat.
Dengan watak yang kritis, independensi, hingga energy yang besar, kelompok mahasiswa selalu disamakan dengan perubahan sosial dalam masyarakat. Oleh sebab itu, sejarah selalu mencatat di mana kaum pemuda khususnya mahasiswa selalu memegang peranan penting dalam tonggak sejarah perubahan di negeri ini. Sebagai anak bangsa yang secara sosial mendapat kesempatan lebih dibandingkan dengan anak-anak muda yang lain, mahasiswa kemudian menjadi motor utama dalam banyak dimensi perubahan sosial politik tanah air. Aktivitas mahasiswa yang masuk dalam wilayah yang lebih luas dari sekedar belajar di perguruan tinggi inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan gerakan mahasiswa.
Gerakan-gerakan mahasiswa ini memiliki corak yang merepresentasikan ideologi yang dibawa oleh masing-masing. Untuk mengetahui ekspresi atau sikap dari gerakan mahasiswa terhadap kondisi sosial politik tidak bisa dilepaskan dari tesis Clifford Geertz tentang politik aliran. Tipologi Geertz ini kemudian dikembangkan oleh Herbeth Feith dan Lance Castle yang membagi pemikiran politik Indonesia waktu itu ke dalam lima golongan yaitu marxisme, sosialisme demokrat, nasionalisme radikal, islam (yang terdiri dari modernism Islam dan Tradisionalisme Islam) dan tradisionalisme Jawa.
Organisasi massa mahasiswa Islam juga lahir dengan dipayungi kelompok politik yang dominan saat itu, atau sebagai underbow partai. Terhitung sejak periode 1965-1998, pergerakan mahasiswa dan tatanan politik di Indonesia ini bergerak dinamis dalam beberapa fase dasar. Diantaranya beberapa organisasi mahasiswa pada saat itu adalah CGMI (Consentrasi gerakan mahasiswa Indonesia) menonjol setelah kemenangan PKI di tahun 1955. Dampak dari demokrasi liberal (1950-1959) adalah lahirnya organisasi ekstra kampus lainnya seperti HMI, GMNI, PMII, PMKRI, GEMSOS dan lainnya.
CGMI dan PKI menjadi musuh bersama gerakan mahasiswa, yang kemudian hal itu memunculkan kesepakatan untuk mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) oleh PMKRI, HMI, PMII, GMKI, dll.
Perselingkuhan antara militer dan mahasiswa menandai pergantian rezim dari orde lama menuju orde baru. Pemuda dan mahasiswa banyak terlibat di dalam tumbuhnya rezim orde baru hingga lahir lah angkatan 66 yang berhasil mengangkat isu komunis sebagai bahaya laten negara, yang kemudian mendapatkan penghargaan untuk dudu dalam lingkaran kekuasaan orde baru.
Dari sejarah singkat diatas, kita bisa belajar sejarah gerakan mahasiswa dari masa ke masa. Soekarno menyebutkan “Jas Merah” (Jangan sekali-kali melupakan sejarah) yang berarti sejarah adalah cerminan untuk kita menyongsong masa depan. Dan semoga semangat pergerakan mahasiswa yang dulu mempertahankan dan berjuang untuk negara mampu tertancap kuat dalam sanubari kita khususnya mahasiswa STISIP Widuri.
“Tulisan ini adalah bagian dari tugas dan pembelajaran kelas Manajemen Media Digita. Apabila ada kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan” – Rian Wahyudi Putra Nteseo 1828121023