Pengamat telekomunikasi mengungkapkan jaringan 5G memungkinkan digelar di Indonesia, apabila dua operator seluler, yaitu Smartfren dan Telkomsel memborong lelang frekuensi 2,3 GHz di rentang 2360-2390 MHz.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat ini tengah membuka kembali lelang frekuensi 2,3 GHz yang pada akhir 2020 lalu sempat dibatalkan. Berbeda dengan sebelumnya, tender kali ini memungkinkan para peserta lelang memborong tiga blok kosong bekas peninggalan Bolt dan Jasnita tersebut.
Dalam pengumuman beberapa waktu lalu, Kominfo menyebutkan bahwa lelang frekuensi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio. Selain itu, tujuan strategisnya adalah mendorong 4G dan 5G.
“Tentunya ini memberikan gairah baru bagi operator yang menawar. Bagi operator yang ingin memperluas 4G, maka menawar 20 MHz itu sudah cukup. Tapi bagi operator yang ingin (menggelar-red) 5G, maka 30 MHz harus diambil semua,” ujar Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi dalam diskusi online yang digelar Indotelko Forum, Rabu (24/3/2021).
Secara teknis untuk menggelar jaringan 5G dengan bermodalkan lebar pita 60 MHz, hasilnya tidak akan memuaskan, karena dibutuhkan minimal 80-100 MHz untuk menghadirkan layanan 5G yang sebenarnya.
“Memang belum optimal untuk 5G, idealnya 100 MHz. Tetapi, kalau dianalisis kecepatannya sudah lumayan sekian puluh persen dari kecepatan optimal itu, sehingga itu sudah memenuhi mau dijual layanan 5G-nya di 2,3 GHz,” kata Ridwan.
“Sehingga, kalau dua operator ini salah satunya menang 30 MHz, ini akan menjadi operator yang pertama menggelar 5G di Indonesia,” tutur mantan Komisioner BRTI ini.Dilihat dari ekosistem HP 5G, Ridwan mengungkapkan bahwa dari lima besar smartphone 5G yang masuk ke pasar Indonesia, itu semua sudah mendukung jaringan seluler generasi kelima di frekuensi 2,3 GHz.
Sebelumnya, para operator seluler menyatakan keinginannya untuk mengikuti lelang frekuensi 2,3 GHz yang dibuka kembali oleh Kominfo.
Saat ini, proses lelang frekuensi tersebut baru tahap awal, yakni penyerahan dokumen bagi peserta yang ingin mengikuti tender. Hanya saja untuk sekarang, Kominfo belum mengumumkan siapa saja operator yang turut serta lelang frekuensi 2,3 GHz.