Masyarakat tentu bertanya-tanya kapan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo tiba di Indonesia dan ditangkap penyidik KPK.
Sebab, saat ini politikus Partai NasDem itu tiba-tiba menghilang secara misterius.
Padahal, sesuai jadwal, Syahrul Yasin Limpo tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) harusnya, Minggu (1/10/2023) sore WIB.
Namun, hingga kini seperti ditelan bumi, tak ada kabar beritanya.
Untuk menindaklanjuti kasus dugaan korupsi yang dilakukan Syahrul Yasin Limpo itu, penyidik KPK akan memanggil mantan juru bicara dan penyidik sendiri, Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang.
Febri dan Rasamala setelah berhenti dari KPK diketahui menjadi pengacara. Mereka tergabung dalam Visi Law Office.
“Sebagai bagian pengumpulan alat bukti oleh Tim Penyidik KPK, pemanggilan berbagai pihak sebagai saksi sudah mulai teragendakan,” kata Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri dikutip dari Kompas.com, Senin (2/10/2203).
Selain Febri dan Rasamala, tim penyidik juga memanggil pengacara bernama Donal Fariz.
Meski demikian, Ali belum mengungkap kaitan dugaan korupsi di Kementan yang saat ini tengah diusut KPK dengan tiga pengacara itu.
Ia hanya menyebut ketiga pengacara tersebut dipanggil untuk keperluan pengumpulan barang bukti.
“Pemanggilan para saksi ini tentu sebagai kebutuhan proses penyidikan yang sedang KPK selesaikan,” tutur Ali.
Kompas.com telah menghubungi Febri dan Rasamala terkait hal ini. Namun, mereka belum merespons apakah sudah menerima surat panggilan dari tim penyidik maupun akan menghadiri jadwal pemeriksaan hari ini.
Sebelumnya, KPK tengah mengusut dugaan korupsi pemaksaan dalam jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian.
Pada pekan lalu, KPK menggelar operasi penggeledahan di sejumlah tempat.
Ia menyebut, kedatangannya juga bertujuan untuk mengklarifikasi panggilan KPK, termasuk mengenai surat panggilan yang belum diterima dan informasi beredar bahwa mereka pengacara tersangka dugaan korupsi di Kementan.
“Sampai hari ini belum ada surat panggilan yang kami terima,” kata Febri.
Sebelumnya, KPK tengah mengusut dugaan korupsi pemaksaan dalam jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian.
Pada pekan lalu, KPK menggelar operasi penggeledahan di sejumlah tempat.
Ali menyebut tim penyidik telah selesai menggeledah rumah di dinas Syahrul di kompleks perumahan menteri di Jalan Widya Chandra V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (29/9/2023) siang.
Rombongan KPK berjumlah 7 mobil dan mengangkut dua koper serta tas sebelum kuar meninggalkan halaman rumahdinas Syahrul hasil Limpo.
Belakangan, Ali menyebut tim penyidik mengamankan uang puluhan miliar dalam pecahan rupiah dan asing dari rumah Syahrul.
Selain itu, tim penyidik juga menemukan sejumlah pucuk senjata api yang kemudian dikoordinasikan dengan Polda Metro Jaya.
“Nanti, berapa jumlahnya apakah ada intinya dan lain-lain tentu itu di luar kewenangan dari KPK,” tutur Ali.
Sementara, penggeledahan di gedung Kementerian Pertanian digelar pada Jumat siang.
Meski telah menaikkan perkara ke tahap penyidikan dan menetapkan tersangka, KPK belum mengungkap identitas para pelaku.
Ali menyebut nama mereka akan diumumkan ke publik berikut konstruksi perkaranya saat penyidikan dinilai cukup.
Misterius Hilang
Menteri Pertanian Mentan) Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan pulang kembali ke Tanah Air, Minggu (1/10/2023) hari ini.
Hal itu berdasarkan surat yang diterbitkan Angkasa Pura II dengan nomor 142/OIC/09/03/SI-VIP/2023 tentang penggunaan ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta yang ditandatangani oleh Officer In Charge, Samsul Sutanto.
Dalam surat yang diperoleh Wartakotalive.com tersebut, Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan kembali ke Indonesia dengan menaiki maskapai penerbangan Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR 956 yang tiba pada pukul 15.25 WIB.
Pada surat itu juga tertera agenda keberangkatan Syahrul Yasin Limpo, Minggu (24/9/2023), menggunakan maskapai penerbangan yang sama dengan nomor penerbangan QR 959 saat meninggalkan Indonesia.
Kendati demikian hingga Minggu malam, Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu tidak kunjung terlihat di Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta).
Apabila merujuk nomor penerbangan tersebut, maskapai Qatar Airways QR 956 telah mendarat sejak pukul 14.56 WIB di Bandara Soetta.
Namun, berdasarkan pantauan Wartakotalive.com sejak pukul 13.00 WIB hingga Minggu malam ini, tidak terlihat tanda-tanda ketibaan Syahrul Yasin Limpo.
Pada area Gedung VIP Bandara Soetta tidak terlihat adanya aparat kepolisian.
Padahal sejak siang tadi sejumlah aparat berjaga di sana untuk melakukan pengamanan soal kabar kedatangan Menteri Pertanian RI itu.
Hal serupa juga terlihat di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soetta yang tidak terlihat pengawalan khusus dari pihak Angkasa Pura II.
Ini berarti ada dua kemungkinan yang bisa terjadi.
Yakni Syahrul Yasin Limpo batal menggunakan penerbangan QR 959 untuk kembali ke Indonesia atau dia sudah tiba, namun keluar bandara melalui jalur khusus agar tak terendus jurnalis.
Kasie Humas Polresta Bandara Soetta, Ipda Agus mengatakan, pihaknya belum mendapat instruksi tentang pengamanan khusus kepulangan Syahrul Yasin Limpo.
“Kemarin memang sudah ada yang nanya, tapi sampai saat ini belum ada terkait pengamanan khusus ataupun pengamanan pasukan untuk kepulangan Menteri Pertanian dari Polresta Bandara Soekarno-Hatta,” ujarnya saat dikonfirmasi Wartakotalive.com.
Sementara itu, Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M. Holik Muardi mengaku, belum mendapat informasi jadwal kepulangan Syahrul Yasin Limpo melalui Bandara Soetta.
“Saya belum terinfo, sampai saat ini belum ada informasinya (kepulangan SYL),” katanya.
Diketahui Syahrul Yasin Limpo tengah menghadiri giat Organisasi Pangan Dunia (FAO) di Roma, Italia.
Saat berada di luar negeri, Syahrul Yasin Limpo ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian, Jumat (29/9/2023) lalu.
Penetapan status tersangka diberikan usai KPK menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo yang berada di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan pada Kamis (28/9/2023) selama 12 jam.
Dalam penggeledahan, KPK menemukan uang tunai miliaran rupiah dan sejumlah senjata api.
Disarikan Oleh ARS