Tahun Baru Islam atau Hijriah bagi sebagian daerah di Indonesia, diperingati dengan tradisi yang cukup unik. Berbagai tradisi perayaan Tahun Baru Hijriah biasanya merupakan turun-temurun atas budaya dan unsur islami yang ada.
Tahun Baru 1443 Hijriah kali ini jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Bagi sebagian umat islam di Indonesia, momen ini tak hanya dijadikan momen sakral dengan berdoa, namun juga berbagai tradisi.
Berikut ini 10 tradisi memperingati Tahun Baru Hijriah di Indonesia:
- Tapa Bisu
Tradisi Tapa Bisu merupakan ritual keliling benteng keraton. Ritual ini dinamakan tapa bisu karena dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 Km. Ritual ini diprakarsai oleh paguyuban abdi dalem keprajan keraton Yogyakarta.
Ritual dimulai dari halaman Keben ini melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta yaitu Jl Rotowijayan, kemudian Jl Kauman, berlanjut ke Jl Agus Salim, Jl Wahid Hasyim, terus melewati pojok beteng barat, kemudian Jl MT Haryono, Pojok Beteng Timur, Jl Brigjen Katamso, Jl Ibu Ruswo dan berakhir di alun-alun utara.
Selain rombongan dari para abdi dalem, ritual topo bisu juga dilakukan warga secara sendiri-sendiri atau berkelompok.
- Kirab Muharram
Berbeda dengan keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta memiliki tradisi 1 Muharram atau Tahun Baru Islam yakni Kirab Muharram.Tradisi ini adalah ritual yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dengan menghadirkan kerbau bule atau kerbau putih milik Kiai Slamet. Kerbau Bule merupakan hewan kesayangan Susuhunan yang dianggap keramat.
- Sedekah Gunung Merapi
Warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, punya tradisi Sedekah Gunung Merapi tiap 1 Muharram/Suro.
Tradisi dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung yang biasanya diikuti banyak orang.
- Ritual Malam Gunung Lawu
Pada malam 1 Suro, masyarakat sekitar Gunung Lawu memiliki tradisi sendiri yakni mendaki Gunung Lawu lewat berbagai jalur yang tersedia.
Tradisi ini tak hanya diikuti masyarakat sekitar saja. Biasanya para pendaki khusus datang ke Gunung Lawu pada Tahun Baru Hijriah.
- Berziarah di Gunung Tidar
Kebun Raya Gunung Tidar, Magelang, lekat dengan kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut tiap malam 1 Suro.
Masyarakat biasanya mendaki gunung tersebut dan berziarah di makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, dan Kiai Semar yang dulu ikut menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
- Tradisi Ngadulang
Berbeda dengan tradisi kebanyakan di Jawa, masyarakat Sunda di Jawa Barat memiliki tradisi yang dinamakan Ngadulang.
Ngadulang merupakan salah satu acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan tahun baru Islam. Di tahun baru Islam, ada perlombaan menabuh bedug yang menarik dan wajib diikuti.
- Tradisi Nganggung
Tahun Baru Islam, 1 Muharram di Pangkalpinang, Bangka memiliki keseruan tersendiri. Dalam acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid dan membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama.
- Pawai Obor
Di sebagian besar daerah, kegiatan Tahun Baru Islam dilakukan dengan pawai obor. Dengan mengenakan pakaian muslim, masyarakat berpawai memegang obor keliling desa/kampung untuk merayakan tahun baru hijriyah.
- Bubur Asyura
Di Kalimantan, ada makanan khas yang adanya hanya di tahun baru Islam yaitu bubur asyura. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak lama dengan santan dan dicampur dengan berbagai macam sayur-sayuran.
Untuk membuat bubur Asyura diperlukan sembilan bahan pokok utama. Mulai dari beras, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang hijau, kacang tolo, kacang tanah, kacang kedelai hingga ketela pohon atau singkong.
- Mabit di Masjid
Masyarakat Jakarta memiliki perayaan 1 Muharram yang patut untuk dicontoh. Masjid-masjid di Jakarta sering menyelenggarakan mabit pada malam Tahun Baru Islam.
Biasanya kegiatan Tahun Baru Islam ini diisi dengan ceramah agama dengan tujuan untuk melakukan refleksi diri selama menginap di masjid. Disarikan oleh US sumber