Penerangan jalan umum di Jakarta saat ini telah menggunakan lampu Light Emitting Diode (LED). Kepala Dinas Binar Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan penggunaan lampu LED jauh lebih memberikan banyak manfaat terutama pada penghematan energi dan anggaran. “Kita juga ikut membantu mengurangi dampak global warming. Kaitannya dengan Jakarta langit biru kita udah mengganti lampu high pressure sodium (HPS) menjadi lampu LED,” kata Hari dalam diskusi virtual, Rabu (24/03/2021). Hari mencatat, sejak menggunakan lampu LED, biaya listrik di Jakarta periode Januari hingga Maret 2021 hanya mencapai Rp 18 miliar per bulan atau Rp 54 miliar per tahunnya.
Angka ini jauh berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada tahun 2015 sebesar Rp 47 miliar per bulan atau Rp 570 miliar per tahun. “Kalau kita bicara dari tahun 2015 sampai sekarang ada penghematannya luar biasa. Dulu rerata kita per bulan biaya listrik PLN itu sampai Rp 47 miliar per bulan atau Rp 570 miliar per tahun,” ungkap Hari. Biaya listrik penerangan jalan umum di ibu kota ini terus menurun setiap tahunnya. Sekarang tahun 2020, tagihan listrik PLN hanya separuhnya yakni sekitar Rp 21 miliar lebih hemat atau sekitar 60 persen.
Selain hemat anggaran, menurut Hari, lampu Smart LED ini juga dapat diatur sedemikian rupa tingkat pencahayaannya. Dengan demikian, pengeluaran dan penghematan listrik ini dapat dikelola dengan baik. Hari mengaku sebelum menggunakan lampu LED, penerangan jalan umum di ibu kota sering menghadapi sejumlah kendala. Di antaranya seperti penggunaan daya listrik tinggi, pembayaran rekening PJU tinggi, pola pengawasan yang tidak efektif, dan pelayanan perbaikan lama. Dengan jumlah aset yang banyak dan tersebar menyebabkan pengelolaan secara manual menjadi tidak akurat dan kurang akuntabel.
SUMBER